Makna Upacara Ngaskara sebelum Upacara Ngaben

Описание к видео Makna Upacara Ngaskara sebelum Upacara Ngaben

UPACARA PENGASKARAN

Ngaskara (askara-penyucian-pebersihan) adalah penyucian roh dari Atma Petra (roh orang baru meninggal) menjadi Pitara. Ketika kematian terjadi, prakerti (badan kasar) terpisah dg atma (roh) (antahkarana sarira) tapi masih diikuti oleh suksma sarira (alam pikiran, perasaan, keinginan, nafsu). Karenanya roh perlu dibersihkan dg askara (inisiasi).

Oleh krn itu roh yang tidak diaben puluhan tahun akan berubah jadi Bhuta Cuil (roh yg tidak bersih) yang mengganggu kehidupan manusia.
Pelaksanaan Ngaben harus diikuti upacara Pengaskaran untuk mengembalikan unsur Panca Maha Butanya secara sempurna, sehingga kesucian dari Sang Petra terus ditingkatkan, dari Petra menjadi Pitra, pitra menjadi Dewa Pitara, kemudian dari status Dewa Pitara menjadi Hyang Pitara atau Betara Hyang.

Pengabenan sepatutnya disertakan "Pengaskaran" (Samskara Atma Preta) baik Utama, Madya, Nista. Prinsipnya Petra itu harus diproses agar menjadi sifat pitara, kemudian disucikan lagi menjadi Dewa Pitara, disucikan lagi menjadi Hyang Pitara (Betara Hyang), agar bisa distanakan di Pemerajan (Hyang Kemulan). Jika tidak melaksanakan Pengaskaran dikatakan berarti belum sempurna penyucian terhadap Sang Petra.


Sumber : Blog Sastra & Budaya Bali


Menurut Ida Bhegawan Istri Suwitra Pradnya (Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti, SH. MS ) dalam memberikan pencerahan tentang : “Makna Ngaskara pada Upacara Ngaben" disebuah Ashram di Gianyar menyampaikan bahwa, Manusia lahir didunia berasal dari sumbernya yaitu Ida Sang Hyang Widhi (Bhetara Siwa).
Ida meraga suci. Manusia mati akan kembali ke sumbernya lagi yaitu Bhetara Siwa (Hyang Widhi)
Untuk bisa kembali menghadap Beliau roh manusia yang meninggal harus juga dalam keadaan suci.

Proses penyucian sebenarnya sudah mulai sejak bayi masih di dalam kandungan dalam upacara "magedong-gedongan" dan selanjutnya setelah lahir secara bertahap dilaksanakan upacara penyucian seperti dalam upacara 12 hari, 42 hari, 3 bulan (105 hari), 210 hari (woton), dst. Sampai berakhir stelah meninggal.

Upacara ngaskara sebenarnya sama maknanya dengan upacara madiksa bagi orang yang masih hidup. Jika seorang tidak berkesempatan madiksa pada waktu hidupnya, maka ia seharusnya madiksa pada saat diaben.
Ditinjau dari filosofinya seperti itu, maka setiap orang pada waktu meninggalnya perlu dilakukan "ngaskara" pada saat ngabennya.

Pelaksanaanya ada yang semasih jenasah di rumah ataupun ada juga langsung setelah di setra tergantung dari tingkat upacara ngaben yang dilakukan oleh keluarga. Di masyarakat hal upacara ngskara ini ada yang telah melakukan, ada pula yang belum. Hal ini perlu disosialisasikan ke masyarakat supaya masyarakat memahami.

Dalam hal ini Parisada maupun para Sulinggih perlu memberi pencerahan kepada masyarakat.

​⁠​⁠​⁠​⁠‪@AyunkanLangkahmu‬
Ayunkan Langkahmu

#ngaben #ngabenbali #pelebon #bali #budayabali #upacarabali

Комментарии

Информация по комментариям в разработке