[LIPUTAN KHUSUS] SMA Van Lith Sekolah Plus: Menakutkan, tapi Jangan Takut

TRIBUN-VIDEO.COM - "Menakutkan, tapi Jangan Takut." Demikian pesan Theresia Vannesa, Siswa Kelas 12 (asal Tangerang, Banten) kepada para calon siswa.

Itu berdasarkan dari pengalamannya selama hampir tiga tahun tinggal dan bersekolah di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan.

Theresia membagikan pengalaman awal dirinya bersekolah di SMA Van Lith, saat itu masih kelas 10.

Dia yang berasal dari Tangerang harus beradaptasi dan berkomunikasi dengan teman-teman berasal dari daerah lainnya.

Paling tidak ada, siswa-siswi SMA Van Lith berasal dari 20 provinsi di Indonesia.

"Tapi dengan perbedaan itu, menjadi lebih terbuka pandangannya dan lebih bisa berkomunikasi," ucap Theresia.

Setelah melalui hampir tiga tahun, Theresia pun tidak bisa melupakan kuatnya kekeluargaan di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan.

"Kita di Van Lith ini satu asrama dan asrama itu ada cewek dan cowoknya."

"Satu, di asrama, kita tidur bareng, makan bareng dan di sekolah kita berinteraksinya lebih gampang. Rasanya itu kita bukan hanya sebagai teman, tetapi lebih sebagai keluarga," tegasnya.

Siswa-siswi yang bersekolah itu berasal dari 20 provinsi di Indonesia

Theresia Vannesa, Siswa Kelas 12 (asal Tangerang, Banten) merasakan kuatnya kekeluargaan di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan.

Hal senada juga dirasakan Linshanoetty Sidharta (dari Solo).

"Karena dari pagi, malam, tidur itu selalu bersama. Makan juga bersama, bercanda bersama. Terkadang mandi juga kita bersama," ucapnya.

Sebenarnya apa syarat bisa bersekolah di SMA Van Lith?

Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan, Bruder Agustinus Giwal Santoso, FIC menjelaskan beberapa syarat.

Syarat yang harus dipenuhi calon siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan:

1. motivasi dan didukung Orangtua
2. Memiliki prestasi Akademik di atas nilai kognitif yang tuntas (di atas KKM). KKM di SMA Van Lith adalah 80.
4. beragama Katolik
5. Sudah dibaptis minimal satu tahun

Bagaimana dengan syarat finansial?

Bruder Agustinus Giwal Santoso menegaskan yang penting motivasi dan akademik lolos. Sedangkan soal finansial bisa menyesuaikan.

"Karena jika ada keluarga yang secara finansial kurang mampu, semampunya berapa. artinya menyesuaikan," jelas Bruder.

Sekarang dari 587 siswa, ada 67 anak yang dibantu.

Bahkan ada siswa yang sama sekali tidak bayar.

"Kalau sama sekali tidak bisa membayar, boleh," kata Bruder.

#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews