DHARMA WACANA DESA ADAT MENGWI // UPACARA UPAKARA ATIWA-TIWA // PENGABENAN

Описание к видео DHARMA WACANA DESA ADAT MENGWI // UPACARA UPAKARA ATIWA-TIWA // PENGABENAN

Menolak Kata "Nak Mule Keto", Desa Adat Mengwi Melaksanakan Dharma Wacana Tentang Upakara

balipangus.com, MANGUPURA - Desa Adat Mengwi melaksanakan program kegiatan Dharma Wacana dengan tema "Upacara Upakara Atiwa - tiwa".

Kegiatan dilaksanakan pada hari Minggu 29 Mei 2022 diwantilan Pura Dalem Desa Adat Mengwi. Acara tersebut diikuti dari berbagai elemen yakni 4 Sulinggih se-wewidangan Desa Adat Mengwi, Walaka, Serati Desa Adat Mengwi, Para Baga Desa serta Kelian Adat Se-desa Adat Mengwi yang juga dalam hal ini sebagai perwakilan masing - masing banjar yang ada di wewidangan Desa Adat Mengwi.

Dharma wacana ini merupakan suatu ide gagasan yang muncul saat rapat kecil para Baga Desa Adat Mengwi yang mulai khawatir dengan keberadaan krematatorium (kremasi) yang mulai mencuri perhatian masyarakat yang kurang paham dengan upakara atiwa-tiwa dan jenis upakara lainnya, karena dianggap lebih efisien.

Ida Pedanda Mandhara Putra Kekeran, sebagai Narasumber, turut serta mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa Adat Mengwi, yang dalam hal ini berkeinginan untuk belajar dan memahami tentang upacara upakara atiwa-tiwa yang sudah sejak dulu menjadi perbincangan masyarakat karena ketidak jelasannya.

Didalam Dharma wacana, Ida Pedanda Mandhara Putra Kekeran menyampaikan, "masyarakat perlu memahami yadnya berdasarkan aksara dan dresta, tidak semena - mena beryadnya tanpa sasaran, oleh karena karena itu jangan pernah enggan untuk belajar dan belajar tentang aksara dan dresta," Ucap Ida Pedanda.

Bendesa Mengwi, Anak Agung Gelgel dalam hal ini menyampaikan, "program ini merupakan program desa adat yang bertujuan untuk membuka mata hati masyarakat yang belum paham terhadap upacara upakara atiwa-tiwa di desa adat mengwi khususnya".

Melihat situasi semakin sulit, titiang tidak ingin melihat masyarakat kaget dan susah melakukan upacara yadnya khususnya upacara upakara atiwa-tiwa. Oleh karena itu, terbesit dibenak untuk mensosialisasikan persamaan persepsi antara masyarakat tentang upacara upakara atiwa-tiwa swasta geni, yang merupakan pengabenan terkecil, yang bisa dilakukan diwewidangan Desa Adat Mengwi, imbuh Anak Agung Gelgel.

Beberapa harapan keluar dari hati masyarakat yang ingin mengefisienkan upacara yadnya atiwa-tiwa, "saya selaku masyarakat sangat berterimakasih atas dilaksanakannya Dharma Wacana ini yang bisa digunakan sebagai pemersatu persepsi juga acuan sebagai warga desa adat mengwi kedepannya menjalankan upacara yadnya," ujar salah satu masyarakat Desa Adat Mengwi yang sedang mengikuti Dharma Wecana.

(app/bp)

#dharmawacana #pengabenan #desaadatmengwi

Комментарии

Информация по комментариям в разработке