MASJID PATHOK NEGORO PLOSOKUNING || KYAI MURSODO || KYAI MUSTAFA ||P.DIPONEGORO-YOGYAKARTA

Описание к видео MASJID PATHOK NEGORO PLOSOKUNING || KYAI MURSODO || KYAI MUSTAFA ||P.DIPONEGORO-YOGYAKARTA

MASJID PATHOK NEGORO
berada di Jalan Ploso Kuning Raya No 99 Desa Minomartani Kecamatan Ngaglik Kab Sleman Yogyakarta...

Makam mbah kyai Raden Mustofa dan Makam Mbah yai raden mursodo

Sejarah silsilah Menyebutkan Mbah Kyai Raden Musthofa adalah Putra Mbah Kyai Raden Mursodo Bin Mbah Syeikh Kyai Nur Iman Mlangi alias B.P.H Sandiyo alias Radèn Mas Ichsan bin Prabu Amangkurat IV atau Mangkurat Jawa ( 1719-1726 M ) bin Susuhunan Pakubuwana I alias Pangeran Puger ( 1705-1719 M) bin Prabu Amangkurat Agung /Sinuwun Tegal Arum (1645-1677 M ) Bin Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645 M ) bin Sultan Hanyakrawati /Raden Mas Jolang (1601-1613 M) Bin Kanjeng Panembahan Senapati /Raden Sutawijaya (1587-1601 M) Pendiri Kerajaan Mataram

Selain Makam Beliau juga terdapat makam Para Tokoh Ulama Besar Lainya a.l..

1.Mbah Kyai Khanafi Tsani
2.Mbah Kyai TjitroYudo
3.Mbah Kyai Guntur Geni
4.Mbah Kyai Sabuk Inten
5.Mbah Kyai Prawira Yudo
6.Mbah Kyai Hambali
7.Mbah Kyai Abdurrahman/Kyai Tanjung konon beliau salah satu guru spiritual HB IV
8.Mbah Kyai Hasan Tafsir
9.Mbah Kyai Muhammad Mursyad
10.Mbah Kyai Faturrahman dll..

Mengenai Sejarah Masjid Pathok Negoro Plosokuning ini sendiri bermula dari riwayat Amangkurat IV sebagai Raja Mataram Islam yang memerintah pada tahun 1719-1727 M. Beliau memiliki tiga orang putra yakni, Raden Mas Ichsan, Pangeran Adipati Anom, serta Pangeran Mangkubumi. Pangeran Adipati Anom menjadi Raja dengan gelar Pakubuwono II dengan ibu kota Surakarta Hadiningrat (1727-1749 M). Sesudah terjadi perjanjian Giyanti pada tahun 1755 M, Pangeran Mangkubumi (saudara muda Pakubuwono II) diangkat menjadi Raja Ngayogyakarta dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I dengan ibu kota Ngayogyokarto Hadiningrat (1755-1792 M).

Sedangkan Raden Mas Ichsan (kakak kandung Sunan Pakubuwono II dan Sultan Hamengkubuwono I) menjadi ulama bergelar Kyai Nur Iman bertempat di Gegulu yakni sebuah desa di bagian Selatan Kulonprogo. Beliau kemudian hijrah untuk mengajar dan mendirikan pondok pesantren untuk mengembangkan Islam di desa Mlangi. Mbah Syeikh Kyai Nur Iman mempunyai beberapa putra yaitu Mbah Kyai Raden Mursada dan Mbah Kyai Raden Nawawi.
Mbah Kyai Raden Nawawi menjadi Abdi Dalem Pathok Negara I Mlangi. Sedangkan mbah Kyai Raden Mursada Lebih Mengembangkan dan mengajarkan agama Islam di Wilayah Ploso Kuning, beliau berputra Mbah Kyai Raden Mustafa dengan pangkat Abdi Dalem Pathok Negara yang berkedudukan di desa Plosokuning dengan bergelar Kyai Hanafi I.
Kemudian pada masa pemerintahan Sinuwun Sultan Hamengkubuwono III dibangunlah Masjid Pathok Negoro Plosokuning

Pada Sumber yang lain menyebutkan bahwa Masjid Ploso Kuning sudah Dibangun dan didirikan Tahun 1724 M oleh Mbah Kyai Raden Mursodo yang semula berada di selatan Masjid yg sekarang Ini ,jadi jauh sebelum Kraton Ngayogyakarta berdiri ,baru setelah Pangeran Mangkubumi / Sultan Hamengkubuwana I Mendirikan Kraton dan Masjid Agung Kraton thn 1755 M
Kemudian Masjid Ploso Kuning di geser dan di bangun ulang oleh Sultan Hamengkubuwana I

Nama Plosokuning sendiri di ambil dari nama sebuah pohon ploso yang mempunyai daun berwarna kuning yang terdapat di sebelah timur masjid. Dari pohon itu juga sekarang dijadikan nama Desa Plosokuning. Sebagai salah satu masjid pathok Negoro

Pada momen momen tertentu di Masjid ini juga dilaksanakan kegiatan keagamaan yg diikuti oleh keluarga Kraton, semisal​ tradhisi "bukhorenan " tradisi ini sudah menjadi bagian dari tradisi Kraton yg lestari hingga sekarang, Maksud dan Tujuannya tidak lain adalah mengkaji ajaran dan tuntutan Kanjeng Nabi dengan membaca dan memahami hadits hadits yang terdapat dalam Sahih Bukhari..

MAKAM PANGERAN DIPONEGORO
Pangeran Diponegoro dimakamkan di Kampung Jawa, Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 di usia 69 tahun. Namun, sebagian masyarakat Yogyakarta mempercayai Pahlawan Nasional itu dimakamkan di area Masjid Patoknegoro, Sleman.

Masyarakat setempat mempercayai bahwa Diponegoro dimakamkan di area masjid. Menurut masyarakat, sosok yang ditahan pada masa penjajahan Belanda itu bukan merupakan Pangeran Diponegoro, melainkan orang lain. Jadi saat akan ditangkap, Diponegoro ditukar dengan orang lain, lalu diungsikan. Hingga akhirnya menutup usia dan dimakamkan di Area Masjid Patoknegoro.

"Ini cerita turun-menurun dari orangtua. Dipercaya ada makam Pangeran Diponegoro di sini, bukan di Makassar. Jadi, dipercaya waktu itu Pangeran Diponegoro melarikan diri dari kejaran Belanda, jadi yang ditangkap itu bukan Pangeran Diponegoro".
WallahuA'lam...

Lahumul Faatihah..

Alamat (Google maps sudah tersedia) :
Masjid Pathok Negara Plosokuning, Jl. Plosokuning Raya No.99, Ploso Kuning IV, Minomartani, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581


#plosokuning
#masjidpatokbesi
#masjidpathokbesi
#makamdiponegoro
#makampangerandiponegoro
#pangerandiponegoro
#diponegoro
#ziarahyogyakarta
#Yogyakarta

Комментарии

Информация по комментариям в разработке