Akar Konflik Keraton Solo, Berebut Tahta Berujung 18 Tahun Prahara Keluarga [Part 2]

Описание к видео Akar Konflik Keraton Solo, Berebut Tahta Berujung 18 Tahun Prahara Keluarga [Part 2]

Konflik di Karaton Surakarta sudah terjadi sejak 2004 akibat Raja Keraton Sukarta yakni Paku Buwono XII tak menunjuk putra mahkota.

Perebutan tahta anak keturunan PB XII terjadi dan saling klaim pewaris tahta hingga Keraton Surakarta kemudian memiliki dua raja karena masing-masing kubu mendeklarasikan diri sebagai Raja Keraton.

Dua kubu tersebut yakni kubu Hangabehi yang merupakan putra tertua dari selir ketiga BP XII.

Hangabehi mendeklarasikan sebagai PB XIII pada (31/8/2004).

Sihunun Hangabehi bertahta di dalam keraton dengan dukungan utama dari saudara satu ibunya termasuk Gusti Moeng.

Kemudian kubu lainnya adalah kubu Tedjowulan yang merupakan anak PB XII dari selir yang berbeda.

Tedjowulan mendeklarasikan diri sebagai PB XIII pada (9/11/2004) dengan dukungan saudara-saudaranya yang menilai Tedjowulan lebih mampu menjadi pemimpin KeratonSolo.

Konflik ini sempat mereda pada 2012 karena didamaikan oleh Jokowi yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Hangabehi dan Tedjowulan sepakat menandatangani akta rekonsiliasi.

Dua kubu juga sepakat bahwa Hangabehi yang merupakan putra tertua PB XII tetap menjadi raja dengan gelar Pakubuwono XIII atau PB XIII.

Sementara Tedjowulan, menjadi mahapatih dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung.

Kemudian konflik kembali memanas pada April 2017 dengan terkurungnya putri PB XIII, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.

Ia bersama beberapa abdi dalem terkurung di Keputren atau kediaman putri-putri raja.

Masih di tahun yang sama, Presiden Jokowi pun mengutus anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadisiswoyo untuk mendamaikan. Namun, upaya rekonsiliasi Keraton Solo ini menuai kegagalan.

Sejak saat itu, konflik internal di Keraton Solo terus memanas, terbaru konflik yang terjadi pada Jumat (23/12/2022) malam.

Gusti Moeng atau Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari mengaku menerima upaya pengusiran dari keraton oleh kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan PB XIII.
Ia menyebut, pihak Sasonoputro mengerahkan 50 orang untuk menyerbu dan mengusir keluarganya dari keraton.

Konflik internal tersebut tentunya membawa berbagai efek termasuk satu di antaranya adalah penutupan Keraton Surakarta untuk masyarakat umum.

Penutupan tersebut dilakukan selama enam tahun, dan di akhir tahun 2023, Keraton Surakarta kembali dibuka untuk pertama kalinya.



#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #gustimoeng #pakubuwono #keratonsolo #keratonsurakarta #solo #surakarta #devi #SINUHUN

Комментарии

Информация по комментариям в разработке