Tari Truna Jaya | Penari: Gita - STB. Nyalian Mas, Kampung Bali Bekasi | Penabuh: SG. Bekasi Megamel

Описание к видео Tari Truna Jaya | Penari: Gita - STB. Nyalian Mas, Kampung Bali Bekasi | Penabuh: SG. Bekasi Megamel

Acara: Hari Raya Saraswati & Piodalan Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur. Sabtu, 20 Mei 2023.


Tari Taruna Jaya adalah sebuah tarian daerah yang berasal dari Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Di Bali sendiri tarian ini disebut tari Teruna Jaya atau Truna Jaya. Tarian ini menceritakan tentang seorang putra atau pemuda yang menginjak dewasa dengan tampilan ekspresi kuat, emosional tinggi, serta ulahnya yang enerjik dalam memikat hati seorang wanita. Meskipun menceritakan tentang seorang pemuda, tari Taruna Jaya termasuk tari putra keras yang biasanya ditarikan oleh seorang perempuan.


Tari ini juga termasuk sebagai tari tunggal, dimana tarian ini hanya dipentaskan oleh satu orang penari saja dengan gerakan tarian yang agak keras dan penuh semangat. Dalam tarian ini terdapat simbol-simbol yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh, ekspresi dan mudah dipahami oleh penikmatnya. Terciptanya tarian ini diharapkan bisa menjadi tari khas Buleleng dan untuk kedepannya tarian ini dapat menjadi aset Budaya seni Bali yang bisa dijaga dan dilestarikan oleh generasi Kabupaten Buleleng.


Kemudian pada bulan Oktober 2018 lalu, tari Taruna Jaya menjadi salah satu dari ratusan budaya di seluruh Indonesia yang terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2018. Selain itu, pemerintah Kabupaten Buleleng juga mengajukan tari Taruna Jaya ini bersama dengan Tradisi Nyakan Diwang sebagai warisan budaya asal Buleleng ke UNESCO. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga budaya lokal Buleleng dan Indonesia dari pengakuan atau klaim negara lain.


Tari Taruna Jaya ini diciptakan tahun 1915 oleh Pan Wandres dalam bentuk Kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gede Manik, seorang seniman legendaris di Bali. (Sumber: Wikipedia)


====

Pola lantai tari Trunajaya berupa melengkung dengan gerakan lembut namun terlihat enerjik. Gerakan-gerakan Tari Trunajaya banyak mendapat pengaruh dari budaya India, seperti gerak agem (sikap badan saat menari) yang memiliki kemiripan dengan gerakan Tri Bhangga.



Gerakan lainnya meniru gerakan alam, seperti gerak ngepik yang menirukan gerak kepik (serangga kecil berpunggung warna-warni) Semua gerakan tari trunajoyo tidak lain untuk menggambarkan kejayaan masa muda yang penuh gejolak, semangat, dan rasa ingin tahu yang tercermin dari gerakan dinamis penuh ketegasan.


Penggunan kostum warna ungu karena warna ini melambangkan kewibawaan.


(Sumber: Kompas.com dengan judul "Tari Trunajaya: Latar Belakang, Gerakan, dan Kostum").

Комментарии

Информация по комментариям в разработке