Juara 3 festival baleganjur kota mataram no. urut 3. komunitas seni BALADEWA. 13 mei 2023.

Описание к видео Juara 3 festival baleganjur kota mataram no. urut 3. komunitas seni BALADEWA. 13 mei 2023.

Ajang seni festival baleganjur no. urut 3 komunitas seni BALADEWA lombok barat 13 mei 2023.

MEKARE-KARE ( PERANG PANDAN)


Mekare-kare (Upacara Perang Pandan) adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra (dewa perang) juga para leluhur. Perang Pandan atau mekare-kare diadakan setiap tahun pada bulan Juni di Desa Tenganan, desa ini masuk salah satu desa tua di Bali dan desa ini disebut Bali Aga.

Upacara Perang Pandan/Mekare-kare ini diadakan 2 hari dan merupakan bagian dari upacara Sasih Sembah, yaitu upacara keagamaan terbesar di Desa Tenganan. Pelaksanaan upacara Mekare-kare ini adalah didepan balai pertemuan yang ada di halaman desa. Waktu pelaksanaan biasanya dimulai jam 2 sore dimana semua warga menggunakan pakaian adat Tenganan (kain tenun Pegringsingan), untuk para pria hanya menggunakan sarung (kamen), selendang (saput), dan ikat kepala (udeng) tanpa baju, bertelanjang dada.

Perang ini menggunakan pandan berduri diikat menjadi satu berbentuk sebuah gada, sementara untuk perisai yang terbuat dari rotan. Setiap pria (mulai naik remaja) di desa ini wajib ikut dalam pelaksanaan Perang Pandan, panggung berukuran sekitar 5 x 5 meter persegi itu. Dengan tinggi sekitar 1 meter, tanpa tali pengaman mengelilingi. Diawali dengan ritual upacara mengelilingi desa untuk memohon keselamatan, lalu diadakan ritual minum tuak, tuak di dalam bambu dituangkan ke daun pisang yang berfungsi seperti gelas. Peserta perang saling menuangkan tuak itu ke daun pisang peserta lain. Kemudian tuak tersebut dikumpulkan menjadi satu dan dibuang kesamping panggung.

Saat upacara Perang Pandan akan dimulai seorang pemimpin adat di Desa Tenganan memberi aba-aba dengan suaranya, lalu dua pemuda bersiap-siap. Mereka berhadap-hadapan dengan seikat daun pandan di tangan kanan dan perisai terbuat dari anyaman rotan di tangan kiri. Penengah layaknya wasit berdiri di antara dua pemuda ini.
Setelah penengah mengangkat tangan tinggi-tinggi, dua pemuda itu saling menyerang. Mereka memukul punggung lawan dengan cara merangkulnya terlebih dulu. Mereka berpelukan. Saling memukul punggung lawan dengan daun pandan itu lalu menggeretnya. Karena itu ritual ini disebut pula megeret pandan. Peserta perang yang lain bersorak memberi semangat. Gamelan ditabuh dengan tempo cepat. Dua pemuda itu saling berangkulan dan memukul hingga jatuh. Penengah memisahkan keduanya dibantu pemedek yang lain. Pertandingan ini tidak berlangsung lama. Kurang dari satu menit. Selesai satu pertandingan langsung disambung pertandingan yang lain, Ini dilakukan bergilir (lebih kurang selama 3 jam).
Semua luka gores diobati dengan ramuan tradisional berbahan kunyit yang konon sangat ampuh untuk menyembuhkan luka. Pada saat itu karena mereka semua melakukannya dengan iklas dan gembira tidak ada yang kesakitan, menangis, menyesal bahkan marah. Tradisi ini adalah bagian dari ritual pemujaan masyarakat Tenganan kepada Dewa Indra, dewa perang yang dihormati dengan darah lewat upacara perang pandan, dilakukan tanpa rasa dendam, atau bahkan dengan senyum ceria, meski harus saling melukai dengan duri pandan. Perang Pandan ditutup dengan bersembahyangan di Pura setempat dilengkapi dengan mempersembahkan/menghaturkan tari Rejang.
Menoreh dari tradisi masyarakat di desa tenganan Karangasem Bali, penata mencoba memberikan vibrasi atau suasana tradisi mekare-mekare atau perang pandan dalam bentuk gambelan Baleganjur, dengan sentuhan pola kekinian tanpa meninggalkan pola tradisi yang sudah berlaku yaitu dengan adanya kawitan, pengawak dan pengecet atau pekaad pada struktur tabuh, sentuhan olah vocal memvisualkan pemujaan terhadap Dewa Indra sebagai dewa perang dan pemujaan pada Ida Shang Hyang Widhi sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.

Penata Tabuh​​: I Nyoman Jovi Mitaremyana, S.Sn, M.Ikom
Penata Gerak​​: I Kadek Bobby Putra Satya Darmawan
Koreografer​​​: I Ketut Bagus Yuda Suputra Krisna Bayu
Support​​​: Wira Mack Up
​​​​: Sanggar Seni Madu Lingga Tabanan Bali
Penabuh​​​: Komunitas Seni “BALADEWA”

Комментарии

Информация по комментариям в разработке