Ini Penemu Sistem Bio Teknologi Berbasis Herbal Udang Vannamei Prigi

Описание к видео Ini Penemu Sistem Bio Teknologi Berbasis Herbal Udang Vannamei Prigi

TRENGGALEK, RagamWarta - Sublandrio (47) penemu bio teknologi berbasis herbal yang diterapkan pada udang Vannamei mengklaim mampu menghemat biaya hingga 30 persen dalam budidaya pada tambak udang Vannamei yang bertempat di Instalasi Budidaya Air Payau Prigi Kecamatan Watulimo, Trenggalek.

Bagaimana tidak, dengan menggunakan SOP yang diciptakannya selain mampu menghemat biaya juga mampu mempercepat masa panen hingga satu bulan. Bahkan dalam siklusnya pada kurun waktu 18 bulan terakhir, tambak tersebut telah mampu memanen udang Vannamei yang ketujuh. Padahal biasanya jika menggunakan SOP standart hanya mampu panen tiga kali dalam setahun.

Sublandrio yang juga merupakan Pengelola Instalasi Air Payau Prigi menuturkan, sebelumnya ia merupakan orang lapangan dengan latar belakang sarjana perikanan dan telah menangani ikan air tawar selama 16 tahun di mojokerto dan tujuh tahun di kepanjen. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut ia sering mengadakan riset yang dilakukan secara pribadi, riset tersebut tentang mencari komposisi bagaimana cara agar budidaya udang ini bisa lebih efisien, ekonomis dan bagus.

"Sehingga ketemulah inovasi dimana bukan zamannya lagi menggunakan bahan kimia dan semua harus kembali ke alam. Dari situ pada akhirnya kami meramu ramuan yang berbasis herbal dengan 30 macam jenis herbal dengan sistem fermentasi," ungkapnya, Jum'at (20/9/2019)

Dijelaskan Andri sapaan akrabnya, fermentasi tersebut menggunakan teknologi nano, diman teknologi nano sendiri merupakan teknologi pemecahan nutrisi tingkat tiga. Misal protein di pecah menjadi asam amino, asam amino dipecah lagi menjadi senyawa asam amino dan dipecah lagi menjadi asam senyawa amino esensial. Ternyata gabungan antara nutrisi, hormonal, microba dan herbal yang difermentasi hampir satu tahun atau minimal sembilan bulan ternyata mampu menciptakan semacam suplemen, nutrisi, probiotik dan imunostimulan sehingga sistem kekebalan tubuh terjaga.

"Maka ketika dicampurkan kepekan berupa pelet dan kedalam aplikasi media air, alhasil mampu menciptakan kekebalan tubuh terhadap udang itu sendiri. Hal tersebut bukan karena tidak adanya penyakit, namun kondisi udang tersebut menjadi prima sehingga menjadi udang yang tahan penyakit," jelasnya

Tidak hanya dari teknologi bio herbal tersebut, namun lingkungan juga berpengaruh. Misal seperti dilokasi tambak ini, lokasinya tidak terpengaruh kimia dan semuanya kembali ke alam. Bahkan dengan menggunakan bio teknologi berbasis herbal ini ketika menebar pakan pada air, didalam air tersebut akan muncul yang namanya flog, elekat, jasatrenik, biofilm yang merupakan makanan utama bagi bayi udang. Sehingga dalam waktu 17 hari udang tersebut tidak makan pelet namun cukup dengan pakan alami yang diciptakan. Dari semua itu maka terciptalah media yang telah penuh dengan lumbung pakan.

"Intinya dengan pakan alami yang dibuat itu maka udang akan sehat, imunostimulan terjaga sehingga udang tersebut tahan penyakit," terang Andri

Andri juga mengatakan bahwa untuk produk pakan ini sendiri telah dipatenkan dengan formulator dan pencipta ia sendiri, termasuk yang menciptakan SOP untuk budidaya udang air payau di prigi tersebut. Sedangkan untuk produk ini telah diproduksi secara besar oleh PT. Nelindo Malang sebagai investor dan sudah ada izin oleh kementerian kelautan dan perikanan. Jadi ini merupakan produk yang sangat aman bahkan bisa untuk ikan lainnya, hewan ternak, tanaman bahkan jika dikonsumsi oleh manusia dijamin aman karena semua menggunakan bahan herbal dan organik.

"Dari terciptanya produk ini hampir seluruh tambak profesional hadir kesini untuk mengadopsi sistem yang telah berjalan ini," tuturnya

Dengan menggunakan sistem ini disampaikan Andri, selain hasilnya lebih bagus, dari segi biaya memang sangat ekonomis dan memang sangat efisien. Karena ada penghematan yang sangat besar sehingga otomatis akan menambah keuntungan atau profit. Karena untuk sistem yang digunakan ini tidak menggunakan kaporit dan antibiotik. Bahkan kebanyakan tambak menggunakan kimia tersebut, misal ada tambak dengan luas 39 hektar itu membutuhkan biaya kaporit sekitar Rp 600 juta. Maka dengan tidak menggunakan kaporit sudah bisa menghemat biaya kaporit. Karena biaya yang seharusnya digunakan untuk membeli kaporit jika digunakan untuk membiayai bio herbal ini sudah sisa.

"Disisi lain tidak main plankton, sehingga bisa menghemat kincir dan listrik sebesar 50 persen. Apalagi bisa meningkatkan hasil panen dengan jauh lebih cepat satu bulan dibanding SOP tambak di biasanya. Untuk total penghematan dari SOP standart bisa menghemat 30 persen," pungkasnya



Subcribe Channel Ragam Warta :    / @ragamwarta  

Berita Terkiat :    • Panen Raya Udang Vannamei Prigi Tembu...  

Video :    / @ragamwarta  

backsound :   / happy  

view_as=subscriber

#trenggalek #bioteknologi #vannamei

Комментарии

Информация по комментариям в разработке