Скачать или смотреть Kyai Jazir | Masjid di jaman Nabi Muhammad SAW tidak dikunci

Kyai Jazir lengkapnya KH. Muhammad Jazir ASP adalah Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Ia dikenal sebagai sosok revolusioner dalam manajemen masjid di Indonesia.
​Salah satu pemikiran beliau yang paling terkenal adalah mengenai filosofi masjid yang tidak boleh dikunci, yang didasarkan pada praktik di zaman Nabi Muhammad SAW.

​Filosofi "Masjid Tanpa Kunci" ala Kyai Jazir
​Kyai Jazir sering menekankan bahwa masjid harus kembali ke fungsinya sebagai pusat peradaban dan pelayanan umat, bukan sekadar tempat ibadah ritual yang dibatasi jam operasional. Berikut adalah poin-poin utama deskripsi pemikiran beliau:
​Masjid sebagai Rumah Allah: Menurut Kyai Jazir, karena masjid adalah rumah Allah, maka pintunya harus selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin bertamu kepada-Nya, kapan pun waktunya 24 jam.

​Melayani, Bukan Melarang: Beliau mengkritik fenomena masjid yang digembok setelah shalat rawatib. Baginya, jika ada orang yang ingin berteduh, beristirahat, atau beribadah di malam hari namun terhalang gembok, maka pengurus masjid telah menghalangi hak hamba dengan Tuhannya.

​Masjid Zaman Nabi: Di zaman Rasulullah SAW, masjid tidak memiliki pintu yang terkunci rapat. Masjid menjadi tempat bagi Ahlu Suffah orang miskin yang tinggal di selasar masjid, tempat musafir beristirahat, bahkan tempat tawanan perang diikat agar mereka bisa melihat keindahan akhlak umat Islam.

​Manajemen Keamanan vs. Keterbukaan: Banyak pengurus masjid takut kehilangan inventaris jika pintu tidak dikunci. Kyai Jazir membalik logika ini: Masjid harus menjamin keamanan jamaah, bukan malah jamaah yang menjaga keamanan inventaris masjid. "Kalau ada yang mencuri di masjid karena lapar, itu adalah dosa pengurus masjid yang tidak tahu ada warga yang kelaparan di sekitar masjidnya." — Prinsip Jogokariyan.
​Implementasi di Masjid Jogokariyan
​Di bawah arahan Kyai Jazir, Masjid Jogokariyan mempraktikkan hal ini dengan:
​Buka 24 Jam: Tidak ada gembok yang menghalangi orang masuk.
​Fasilitas Penginapan: Menyediakan tempat bagi musafir yang kemalaman.
​Saldo Infak Nol Rupiah: Kyai Jazir berpendapat bahwa uang infak harus segera dikembalikan kepada umat dalam bentuk pelayanan /makanan, kesehatan, pendidikan, bukan ditumpuk di bank sementara jamaahnya kesusahan.
​Mengapa Ini Penting?
​Pendekatan Kyai Jazir mengubah citra masjid dari tempat yang "angker" atau eksklusif menjadi tempat yang ramah dan solutif. Hal ini membuktikan bahwa dengan manajemen yang tepat, masjid bisa menjadi solusi ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar, persis seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW di Madinah.