Hajad Dalem Ngabekten Dal 1951

Описание к видео Hajad Dalem Ngabekten Dal 1951

Di Keraton Yogyakarta terdapat sebuah tradisi bernama Ngabekten atau sungkeman yang umum dilakukan oleh masyarakat Jawa pada saat Hari Raya Idul Fitri. Pada tahun 2018 (Dal 1951) ini, Ngabekten dilaksanakan pada hari, Jumat (15/6) dan Sabtu (16/6).

Tata cara Ngabekten diawali dengan berjalan jongkok (lampah dhodhok) untuk menuju Sri Sultan. Di hadapan Sultan, yang bersangkutan akan "ngaras jengku" atau mencium lutut raja sebagai bentuk bakti dan penghormatan. Namun demikian, bagi KGPAA Paku Alam X (Gambar 1) dan kerabat langsung Sultan yang usianya lebih tua, tata cara Ngabekten nya adalah dengan melakukan "Sembah Karna". Yaitu mengangkat kedua belah tangan hingga masing-masing ibu jari menyentuh ujung telinga (atau 'Karna' dalam bahasa Jawa).

...
At the Palace of Yogyakarta, there is one tradition called Ngabekten or sungkeman, that is generally done by the Javanese during the Idul Fitri. This 2018 (Dal 1951) year, Ngabekten was held on today, Friday (15/6) and Saturday (16/6).

The procedures of Ngabekten started with squat-walking (lampah dhodhok) to approach the Sri Sultan. In front of the Sutan, the person would do “ngaras jengku” or kiss the king’s knees as a form of tribute and loyalty. However, for KGPAA Paku Alam X (Pic 1) and the Sultan’s direct relatives who are older, the Ngabekten is done with “Sembah Karna”. It is rising both arms until each thumbs reach the tips of the ears (or ‘Karna’ in Javanese).


Source: KRT Rinta Iswara
Lampah-lampah Ngabekten 2018.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке