Hari pertama perjalanan kami ke kilometer 0 di pulau Weh, Aceh.
Kami start dari Tangerang menuju Krui melewati merak, Bandar Lampung dan beberapa kabupaten di provinsi Lampung. Oh ya kami juga melewati Taman Nasional Bukit Barisan yang menurut beberapa orang cukup rawan begal atau hewan liar. Alhamdulillah berkat banyak doa kami tidak ketemu hal hal yang aneh ketika lewat sana.
Hari pertama ini penuh dengan hujan. Hampir 4x hujan dari awal turun di Bakauheni sampai mau masuk ke daerah taman nasional bukit barisan. I love riding when it rains 😊😊😊
Hari pertama saya juga masih mencoba menyesuaikan dengan motor. Agak was was juga kalau motor bakal mogok atau ngambek di jalan. Setelah makan siang I got more comfortable of the bike and felt having more control over it. Lebih pede lah intinya begitu.
Awalnya kami merencanakan riding hari pertama hanya sampai Bandar Lampung. Keputusan untuk lanjut sampai Krui menurut saya cukup berani mengingat kebanyakan dari kami belum pernah lewat jalur ini sebelumnya. Setelah riding kira kira 16 jam alhamdulillah kami tiba di Krui Jam 9. That was a strong start.
How we love riding together! Thank you @diavelicious and bang haji @h.ivankrisdiyanto
#touring
#riding
#adventureriding
#royalenfield
#royalenfieldhimalayan
#touringkm0
#touringsabang
=====
Di akhir bulan Mei 2021, saya dan 2 rekan lainnya melakukan touring motor dari Serpong ke KM 0 di pulau Weh. Dari beberapa pilihan rute yang ada, kami mengambil rute pesisir barat pulau Sumatera. Di perjalanan ini kami berhenti di Krui, Bengkulu, Padang, Sibolga, Meulaboh, Pulau Weh dan kemudian mengakhiri perjalanan di Banda Aceh.
Kondisi jalan di sepanjang pesisir yang kami lalui bisa dibilang sangat mulus. Jalur yang sangat baik yang kami ingat itu ada di Krui sampai ke perbatasan Bengkulu, Kota padang sampai ke perbatasan Sumatera Utara, Singkil-Meulaboh dan Calang-Banda Aceh. Hanya sedikit ruas jalan yang rusak yang kami ingat yaitu antara Bengkulu ke Muko-Muko dan daerah Tapanuli Selatan.
Alhamdulillah kami diberikan kesehatan dan keselamatan sampai kembali ke rumah.
Berikut adalah itenary kami untuk acuan kawan-kawan:
Hari 1: Jakarta, Merak, Bandar Lampung, Krui = 470 kilometer + 1 ferry trip
Hari 2: Krui, Jembatan Manula, Perbatasan Bengkulu, Bengkulu = 327 kilometer
Hari 3: Bengkulu, Muko-Muko, Lunang, Padang = 536 kilometer
Hari 4: Padang, Pariaman, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Sibolga = 479 kilometer
Hari 5: Sibolga, Aceh Singkil, Babussalam, Meulaboh = 542 kilometer
Hari 6: Meulaboh, Calang, Lhoknga, Banda Aceh, Km 0 (Pulau Weh), Sabang = 260 kilometer
Hari 7: Sabang, Banda Aceh kemudian loading motor
Hari 8: Fly back Jakarta
Pengeluaran (dalam ribuan rupiah):
1. Isi bensin 80-90 liters = 1,000
2. Makan siang dan malam = 1,200
3. Towing motor Banda Aceh ke Jakarta = 4,500. jasa menggunakan Sultan Towing Medan no telp 08116580828
4. Akomodasi = 2,200 (di 3 malam pertama kami tidak sharing room. di 4 malam terakhir kami akhirnya sharing room karena sesuatu hal).
5. Pesawat Aceh Jakarta = 1,900 (dengan Garuda)
6. Ferry = 270
Peralatan yang saya bawa:
1. Motor Royal Enfield Himalayan 411cc
2. Pannier kanan kiri by Royal Enfield
3. Video shot on Gopro Hero 8 black and Samsung Note 20
4. Phone holder by Baseus
5. Helmet by AGV K3 SV
6. Riding jacket by Eiger Equatoride
7. Riding pants by Eiger Equatoride
8. Inner baselayer atas bawah by Tiento
9. Gloves by Respiro & Riders and Rules
It was definitely one of the most enjoyable group riding I've experienced.
Sumatera with its long coastline is extraordinary.
Информация по комментариям в разработке