wulidal huda ~ umi kultsum / ولد الهدى ~ ام كلثوم (lirik & terjemah)

Описание к видео wulidal huda ~ umi kultsum / ولد الهدى ~ ام كلثوم (lirik & terjemah)

Ahmed Syawqi lahir di Cairo, namun berdarah Kurdi campur Turki. Salah satu keturunannya seperti Laila El-Damardash (cicit Ahmed Syawqi) yang saat ini masih hidup, tidak berbicara bahasa arab, tak mengerti banyak tentang bahasa arab sebagaimana kakek-buyutnya. Malahan cicitnya itu lebih menguasai bahasa Inggris, Prancis, Spanyol dan Portugal

Hadiah Ahmed Syawqi Buat Ummi Kultsum

Ummi Kultsum tidak sama sekali menyanyikan karya-karya Ahmed Syawqi kecuali sekian tahun setelah wafatnya. Bermula saat Ahmed Syawqi tiba-tiba mendatangi rumah Ummi Kultsum dan memberinya sebuah amplop kepada Ummi Kultsum. Setelah Ummi Kultsum dulu sempat manggung di salah satu acara pementasan yang digelar Ahmed Syawqi dihadapan para pembesar dan elit politik Mesir kala itu. Maksudnya tentu sebagai tanda terima kasih. Namun saat Ahmed Syawqi menyodorkannya, seketika Ummi Kultsum justru menolak kalau itu sebagai imbalan.

“La… La…. La… Mustahil, Mesy Momkin Abadan”
“Innaka Tahnini”
“Hadza Eib”
(Nggak…Nggak… Mustahil ku terima.
Selamanya, nggak bakal mungkin ku terima.
Anda menghinaku, ini aib).

Itu ungkapan orang Mesir sebagai tabiat mereka yang ketika orang yang sudah merasa sangat dekat, lalu memberikan sesuatu sebagai imbalan. Justru akan ditolak dan dianggapnya menghina dan tidak menghargai. Bagi orang Mesir, Tapi memang tabiat orang Mesir suka sekali mubalaghoh (lebai) dan suka mujamalah (basa-basi).

Melihat Ummi Kultsum agaknya tersinggung, Ahmed Syawqi hanya bergeming saja, lalu berucap tenang : “Buka saja amplop itu, Hei Tsumah !”

Ummi Kultsum pun membukanya. Benar saja, amplop itu bukan berisi segepok uang seperti yang dikira Ummi Kultsum sebagai imbalan manggung, melainkan berisi coretan Syair-syair karangan Ahmed Syawqi yang secara khusus dipersembahkan padanya, untuk kelak kemudian didendangkan Ummi Kultsum.

Betapa girangnya Ummi Kultsum, hadiah berupa syair itu baginya merupakan imbalan terbesar dalam hidupnya saking tak ternilai, terlebih dari Ahmed Syawqi.

Singkat cerita, Ummi Kultsum akhirnya menggarap bersama Riyadh Sonbati maestro kenamaan Mesir yang baru rilis pada tahun 1946, antara lain; Nahjul Burdah, Salu Qalbi dan Wulidal Huda. Syair-Syair cinta Ahmed Syawqi sebagai pujian kepada junjungan agung Muhammad SAW., pun masyhur sepanjang masa hingga detik ini.

#terjemahansyair #syairarab #sholawat #maulidnabi #maulid

Комментарии

Информация по комментариям в разработке