PANDU GUGUR

Seorang ada kalanya tidak lagi bisa bijak, manakala terlena bujukan orang yang sangat dikasihinya. Alkisah, Dewi Madrim istri kedua Prabu Pandu tengah mengidam, la ingin berwisata naik Lembu Andini, kendaraan Batara Guru. Berangkatlah Pandu ke Kahyangan Suralaya untuk meminjam Lembu Andini. Batara Guru memperingat- kan bahwa sangsinya amat berat, kelak Pandu dan Madrim tidak dapat merasakan kenikmatan surgawi. Demi cintanya pada Madrim, Pandu rela menanggung resiko. Terpenuhilah keinginan Madrim, mereka berdua dapat berkasih-kasihan di atas Lembu Andini, setelah selesai berkelana, Lembu Andini pun diusir pulang, hal ini menyinggung Lembu Andini sehingga ia mengutuk Pandu bahwa kelak ia tidak akan sempat mengurus dan mendidik para putra-putranya.
Karena hasutan Harya Sengkuni, pecahlah perang antara Astina dan Pringgandani. Prabu Pandu perang tanding dengan Raja Pringgandani, Prabu Tremboko. Keduanya gugur di medan laga. Suasana duka mengiringi perabuan Prabu Pandu. Dewi Madrim merasa bersalah dan ikut bela pati menyusul suami tercinta, dengan terjun ke api pancaka. Tinggallah kini Dewi Kunthi, mengasuh kelima Pandawa.