Super Bangga! Eropa Kena Batunya dan Kini Pusing Sendiri Karena Berani Boikot Sawit Indonesia

Описание к видео Super Bangga! Eropa Kena Batunya dan Kini Pusing Sendiri Karena Berani Boikot Sawit Indonesia

#indonesia #malaysia #bahasaindonesia

=========================================
Untuk promosi, kerjasama dan penggunaan dengan tujuan komersial, silahkan hubungi kontak berikut:
Instagram : www.instagram.com/rezky.anadra
whatsapp : https://bit.ly/3rm3ijt
=========================================

Hola guys..
Kali ini gw pengen ngajak kalian buat bahas suatu topik yang lumayan seru dan asik. Topiknya adalah Eropa kena batunya dan malapetaka karena boikot sawit indonesia.

Undang-undang (UU) anti deforestasi Uni Eropa (UE) yang menyasar produk sawit Indonesia telah membuat pengusaha di Benua Biru khawatir. Beberapa mengatakan mereka bahkan dapat tersingkir dari pasar.
UE pada Desember lalu menyetujui UU baru itu untuk mencegah perusahaan menjual kopi, daging sapi, kedelai, karet, minyak sawit, dan komoditas lain yang terkait dengan deforestasi. Perusahaan harus membuktikan bahwa rantai pasokan mereka tidak berkontribusi pada perusakan hutan atau didenda hingga 4% dari omzet mereka di negara anggota UE.
Hal ini pun mulai dikeluhkan pengusaha consumer goods Eropa. Union Investment Jerman, salah satu investor teratas di Unilever dan Reckitt, tahun lalu menulis kepada 56 perusahaan consumer goods untuk mencari tahu lebih banyak tentang deforestasi dalam rantai pasokan mereka.
"Denda dapat menjadi risiko bagi kinerja perusahaan-perusahaan ini di pasar saham," kata Henrik Pontzen, kepala ESG di Union Investment, yang memiliki saham di Nestle, Pepsico, Danone, Beyond Meat, dan L'Oreal, kepada Reuters, Selasa (13/6/2023).
Dokumen internal Union Investment yang dilihat Reuters menunjukkan bahwa perusahaan hanya menerima 14 perusahaan yang mengatakan bahwa mereka memiliki operasional tanpa deforestasi.
"Sebagai investor besar, ini sangat tidak biasa. Biasanya, kami menerima jawaban dari perusahaan manapun yang kami kirimi surat. Mungkin alasan untuk tidak menjawab adalah karena mereka tidak punya sesuatu untuk dikatakan."
Kekhawatiran serupa juga disampaikan investor consumer goods seperti Schroders, Janus Henderson, NBIM, Union Investment, KLP, Aviva, Fidelity International dan Ninety One. Mereka sedang berbicara dengan produsen tentang masalah ini, namun tiga di antaranya mengatakan akan mengidentifikasi emiten consumer goods yang mungkin akan mereka jual.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan bahwa 420 juta hektare hutan hilang akibat deforestasi antara tahun 1990 dan 2020. Konsumsi UE mewakili sekitar 10% dari deforestasi global, menurut Parlemen Eropa. Minyak kelapa sawit dan kedelai menyumbang lebih dari dua pertiganya.
Aturan baru akan mewajibkan perusahaan untuk memberikan formulir uji tuntas elektronik kepada petugas bea cukai yang menunjukkan bahwa rantai pasokan mereka tidak berkontribusi terhadap perusakan hutan.
"Pembuat barang konsumen mengandalkan teknologi seperti satelit dan kecerdasan buatan untuk membantu memberantas deforestasi dari rantai pasokan mereka. Namun upaya itu mungkin tidak cukup untuk mematuhi aturan," kata anggota parlemen Uni Eropa, Christophe Hansen.
Meski begitu, beberapa perusahaan barang konsumsi besar mengatakan bahwa mereka hampir mencapai target nol-deforestasi yang ambisius. Nestle, perusahaan makanan terbesar di dunia, menargetkan sepenuhnya bebas deforestasi untuk kakao dan kopi hanya pada tahun 2025.
Unilever, pembuat sabun Dove dan es krim Ben & Jerry's, menargetkan rantai pasokan minyak kelapa sawit, kertas dan papan, teh, kedelai, dan kakao bebas deforestasi pada akhir tahun 2023.
Magdi Batato, kepala operasi di dua anak usaha Nestle, Nescafe dan Kitkat, menganggap bahwa kecerdasan buatan dapat mempercepat prosesnya. Ia menyebut akan fokus menggarap metode ini.
Perlu diketahui Eropa kerap melakukan serangan terhadap produk minyak sawit khususnya dari Indonesia. Mulai dari black campaign atau kampanye hitam lewat produk kemasan hingga yang terakhir adalah Undang Undang Deforestasi yang berlaku 16 Mei 2023 lalu.
Eddy menyebut salah satu keunggulan dari minyak sawit adalah minyak ini tidak akan rusak bila digunakan untuk menggoreng sampai dengan 100 derajat celcius, sehingga hasil gorengannya bisa lebih garing. Hal ini berbanding terbalik dengan minyak nabati lainnya yang tidak bisa digunakan untuk menggoreng dengan suhu panas.
"Kalau minyak sawit tidak akan rusak, sehingga hasil gorengannya bisa crispy (garing)," imbuh Eddy.
Selain itu, Eddy menuturkan bahwa minyak sawit juga mengandung beta karoten (beta carotene) lebih tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
alasan mengapa harga minyak sawit bisa jauh lebih murah dibandingkan harga minyak nabati lainnya, karena produksi dari tanaman sawit itu sendiri yang lebih ekonomis, efisien dan produktif dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya.

Nah buat kalian yang tertarik dengan konten ini, langsung aja tonton videonya sampai habis ya.

Enjoy-

Комментарии

Информация по комментариям в разработке