Pulau Terpadat di Dunia Ini Ada di Indonesia

Описание к видео Pulau Terpadat di Dunia Ini Ada di Indonesia

SUMBAWA, KOMPASTV -

Terdengar absurd mungkin. Tapi memang ada kawasan atau tepatnya pulau yang bahkan cukup hanya 2 jam mengelilinginya dengan jalan kaki dan pulau ini berlabel terpadat di Indonesia, bahkan di dunia.

Ya, pulau ini bernama Pulau Bungin, dengan luas keseluruhannya setara dengan 12 kali luas lapangan bola. Pulau yang sangat padat ini justru menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sumbawa. Jangan lewatkan tentunya mencicipi kuliner seafood-nya yang nikmat nan gurih.

Belda menyusuri Pulau Bungin yang bagaikan masuk ke labirin ini. tidak lebih dari 2 jam memang jalan keliling pulau ini. Secara administratif, Pulau Bungin berada di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Meskipun pulau ini relatif kecil, di sana tersedia dua dermaga, di selatan dan barat. Meskipun dijuluki pulau terpadat, penduduk Pulau Bungin tetap betah tinggal di sana. Mereka merasa hangat dan nyaman dan tak mau pindah ke pulau sebelah (daratan Sumbawa) yang masih kosong.

Selain menyusuri tiap liku Pulau Bungin, bila kebetulan, bisa melihat prosesi pembangunan rumah di sana. Tak seperti di tempat lain, untuk membangun rumah di sini, tidak memerlukan tanah sama sekali. Biasanya, pondasi yang dipakai adalah karang-karang mati. Semakin ke sini, Pulau Bungin semakin luas karena banyak rumah yang berdiri di luar pulau yang sebenarnya.

Alternatif lain menikmati Pulau Bungin adalah menikmati sunset. Duduk di dermaga dengan lingkungan sekitar yang padat dan ditemani sinar matahari yang mulai redup menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Pulau Bungin sendiri tak punya garis pantai dan lahan hijau. Tidak adanya lahan hijau tersebut membuat ternak di pulau ini sulit mencari makanan. Saking sulitnya, ternak-ternak di sini bahkan terpaksa makan sisa-sisa kertas atau kardus.

Menjelajahi Pulau Bungin, Belda berkeliling sembari berbincang dengan penduduknya yang ramah. Dari daratan utama, Pulau Bungin bisa dijangkau menggunakan perahu motor maupun melewati jalan buatan. Perjalanan bisa ditempuh dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur ke Poto Tano Sumbawa. Perjalanan yang akan ditempuh sekitar enam sampai delapan jam untuk sampai di Pulau Bungin.

Rumah-rumah di pulau ini dibangun di atas gundukan pasir dan karang, saling berdempetan, dan nyaris tidak ada ruang yang tersisa. Sebagian besar penghuni Pulau Bungin adalah Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Suku Bajo sudah mendiami Pulau Bungin sejak tiba 200 tahun silam.

Dilansir dari BBC, Suku Bajo yang mendiami Pulau Bungin saat ini merupakan generasi kelima dan keenam dari warga pertama yang datang dari Sulawesi Selatan. Hingga saat ini lebih dari 3.000 penduduk yang mendiami Pulau Bungin dengan luas daratan 8,5 hektare.

Masyarakat Bajo sebenarnya menjadi contoh suku / masyarakat yang cukup ketat untuk melestarikan terumbu karang. Ini karena ada sebuah mitos dari orang tua zaman dahulu, "pamali batu membentur batu." Artinya tidak boleh melabuhkan jaring atau pemberat ke terumbu karang, karena akan membuat terumbu karang menjadi rusak. Sayangnya, kearifan lokal ini sering diabaikan lantaran mereka butuh tumpukan karang untuk memperluas lahan.

Karena wilayah di Pulau Bungin tidak begitu luas dan dihuni 3 ribu jiwa, membuat mereka berbagi tempat tinggal bersama. Sudah merupakan hal biasa jika dalam satu rumah di Pulau Bungin dihuni oleh lebih dari tiga kepala keluarga. Biasanya warga Bajo mengadakan perluasan lahan untuk membangun rumah dengan membuat tumpukan karang. Namun, hal tersebut berdampak pada ekosistem karang laut di sana. Perluasan lahan seperti ini sempat dilarang pemerintah Sumbawa. Selain masalah kekurangan lahan, masyarakat di Pulau Bungin juga masih dihadapkan pada masalah sampah dan sanitasi.

Penasaran seperti apa penampakan pulau terpadat di dunia ini? Yuk, tonton videonya.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке