Kritik atas Etika Kantian: Immanuel Levinas, Robert Spaemann, Iris Murdoch, Carol Gilligan

Описание к видео Kritik atas Etika Kantian: Immanuel Levinas, Robert Spaemann, Iris Murdoch, Carol Gilligan

Seri Kuliah Umum
Filsafat Etika dari Yunani Klasik hingga Jawa
Kritik atas Etika Kantian: Immanuel Levinas, Robert Spaemann, Iris Murdoch, Carol Gilligan
Pembicara: Franz Magnis-Suseno S.J.
Teater Salihara | 16 Februari 2013 | Terbuka untuk umum

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti "karakter": sifat kejiwaan, kebiasaan, tabiat, watak. Dalam ranah filsafat, etika termasuk dalam filsafat moral yang menjadi salah satu cabangnya. Tujuan etika dalam Yunani klasik adalah untuk mencapai kebahagiaan yang dikenal dengan istilah eudaimonia yang berkaitan juga dengan arete: keutamaan, kebijakan yang menjadi bahasan filsafat Aristoteles.

Dalam dunia modern, etika menjadi pembahasan lebih lanjut dari Immanuel Kant yang melahirkan etika deontologis yang adalah teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa tindakan itu benar kalau ia selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan untuknya. Bagi Kant norma moral itu mengikat secara mutlak dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak.

Dalam perkembangan selanjutnya etika deontologis menjadi sasaran kritik dari filsafat etika postmodern, seperti Immanuel Levinas, Robert Spaemann, Iris Murdoch, dan pemikir perempuan Carol Gilligan.

Sementara etika Jawa adalah sebuah analisis filosofis tentang kebijaksaan yang terinspirasi dari kehidupan Jawa yang masuk dalam ranah filsafat Timur. Corak etika yang unik, berbeda dari etika Barat, karena memiliki gambaran yang khas tentang manusia, pribadi, masyarakat dan alam semesta.

Franz Magnis-Suseno, S.J. adalah rohaniawan dan Guru Besar Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, lulusan doktor dari Universitas Munchen, Jerman (1973), dan telah menulis lebih 25 buku tentang etika dan filsafat politik.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке