SALAFI: "INI NGGAK ADA CONTOHNYA DI ZAMAN NABI, BERARTI INI HARAM!"

Sering sekali kita menjumpai saudara-saudara kita dari kaum salafi yang mengharamkan sesuatu dengan alasan tidak ada contohnya di zaman nabi. Jadi, bagi mereka, kalau nabi nggak melakukan itu artinya haram. Itulah logika yang mereka bangun ketika melarang perayaan maulid, tahlilan, zikir berjama’ah, termasuk, misalnya, basa basi ucapan selamat natal yang biasa dilakukan oleh para ulama al-Azhar itu.

Nabi hidup bertahun-tahun dengan orang Nasrani, kata mereka. Tapi nggak ada tuh contohnya nabi mengucapkan selamat natal? Yang agak menggelikan lagi ada ungkapan: “Kita ini mengikuti al-Quran dan Sunnah. Bukan mengikuti ulama. Ulama kan bisa salah!”. Ya bener sih pak. Tapi apa iya ulama yang belasan tahun belajar agama itu nggak paham al-Quran dan Sunnah?

Mengutip al-Quran dan Sunnah itu sebetulnya gampang. Apalagi di zaman internet seperti sekarang. Yang susah adalah memahaminya sesuai dengan kaidah keilmuan yang matang. Ulama itu memutuskan suatu hukum dengan banyak pertimbangan dan aneka sudut pandang. Mirisnya orang-orang yang punya keterbatasan pandangan itu kadang gampang menyalah2kan.

Saya menghormati orang-orang yang mengharamkan, ketika mereka punya dalil dan sudut pandang yang dapat dipertimbangkan. Yang kita persoalkan adalah orang yang tidak mampu menerima pandangan pihak lain itu. Sambil menuduh orang lain lemah iman dan tidak paham agama. Padahal pandangan lain itu juga disampaikan oleh ulama dan memiliki landasan yang jelas dalam agama.

Di video ini kami berupaya untuk menjawab pertanyaan penting yang kami sebutkan di atas tadi. “Kalau nabi tidak melakukan sesuatu, apakah sesuatu yang tidak dilakukan nabi otomatis menjadi larangan?”. Jawabannya, tidak. Dalam Ushul Fikih ini dikenal dengan istilah “Tark”. Berikut saya kutipkan pandangan Maulana al-Ghumari terkait masalah itu.

#bid'ah #salafi #nuruddin #kalamia #tahlilan #maulid