TARI WALI REJANG JERIMPEN - DI PURA ULUN DANU BATUR

Описание к видео TARI WALI REJANG JERIMPEN - DI PURA ULUN DANU BATUR

Tari Wali Rejang Jerimpen Asta Aishwarya katurin ngayah di Pura Ulun Danu Batur pada tanggal 29 Maret 2024.

Berikut kami uraikan filosofi Tari Rejang Jerimpen.

Setiap tarian tradisional Bali selalu berhubungan dengan upakara atau sarana upakara, seperti misalnya banten. Tari tradisional berhubungan dengan upakara.

BANTEN ialah media untuk menyampaikan Sradha (keyakinan, kepercayaan, faith) dan Bhakti (kesetiaan, pengakuan) pada kemahakuasaan Hyang Widhi (TYME). Suatu artikel srada menyatakan bahwa bentuk banten ada tiga: linkaran, segi tiga dan segi empat.

Dalam kajian etno-matematika goniometri modern, bentuk dan struktur bebantenan Bali bisa dibedakan empat bentuk dan struktur:
1. Segi-tga pada tangkih
2. Segi-empat pada ceper
3. Lingkaran pada tamas
4. Silinder pada serembeng

JERIMPEN ialah banten bentuk serembeng dengan simbol batiniah langsung sebagai Ardanareswari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan simbol lahiriah berupa manifestasi Tuhan dalam kekuatan Asta Aiswarya (Delapan Kemaha Kuasaan Ida Sang Hyang Widhi Waca). Karakteristik jerimpen yang paling atas ialah tamiang surya naba atau padma naba. Jika rejang jerimpen disebut sebagai tari rejang sakral-tradisional, maka dia harus mengikuti filsafat jerimpen pada masing-masing: gerak tari, formasi, pepayas, tabuh, maupun transformer gerong.

Disitasi dari 15 artikel ilmiah jurnal: UNUD, UNDIKSHA, ISI, UNHI dan Maha Saraswati.

Video Production: ‪@MediaUbud‬
Director: Dewa Arby
Director of Photography: ST. Putra Sesana Ubud Kelod

Комментарии

Информация по комментариям в разработке