Скачать или смотреть Membangkangnya Nafsu Ketika Diciptakan

Kitab Tanbihul Ghafilin (peringatan bagi orang yang lalai) Abu Laits As-Samarqandi menceritakan kisah penciptaan Akal (al-Aql) dan Nafsu (Nafsun atau Nufusun). Saat penciptaan keduanya, ternyata Nafsu memiliki karakter yang degil, keras dan membangkang kepada Allah Ta'ala.

Dalam paparannya, Abu Laits As-Samarqandi menukil sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Al-Khaubawiyi, seorang ulama yang hidup pada abad ke 13 Hijrah.

Kisah tentang penciptaan nafsu yang ditanya “Siapa Aku dan siapa engkau?” itu tidak memiliki sumber dari hadits shahih atau kitab tafsir besar yang sanadnya kuat.

Riwayat ini lebih dikenal sebagai cerita hikmah yang beredar dalam kitab-kitab tasawuf dan adab, sebagian berasal dari Israiliyyat (cerita Bani Israil) yang disisipkan oleh para penulis untuk memberi pelajaran tentang pentingnya menundukkan hawa nafsu.

Berikut sumber yang pernah memuatnya:

1. Kitab Ihya’ Ulumiddin – Imam Al-Ghazali

Disebutkan dalam bagian Kitab Kasru Syahwatain (Mematahkan Dua Syahwat: perut dan kemaluan). Imam Al-Ghazali mengutip kisah ini sebagai pelajaran, tanpa menyatakan itu hadits shahih.

Beliau memaparkannya untuk menunjukkan bahwa lapar (puasa) bisa melemahkan nafsu.


2. Kitab Tanbih al-Ghafilin – Abu Laits As-Samarqandi

Ada riwayat serupa di bagian awal kitab ini, juga tanpa sanad yang jelas. Disampaikan sebagai nasihat, bukan hujjah hukum.


3. Kitab-kitab hikmah tasawuf dan mau’izhah

Misalnya Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani, dan beberapa kitab pesantren tradisional di Jawa. Biasanya muncul di bab tentang puasa dan jihad melawan nafsu.