Kisah dan Biografi Lengkap Abu al Hasan al Asy'ari - Pendiri Aqidah Asy'ariah

Описание к видео Kisah dan Biografi Lengkap Abu al Hasan al Asy'ari - Pendiri Aqidah Asy'ariah

Biografi Abu al-Hasan al-Asy'ari (Pendiri Aqidah Asy'ariah) Ustadz Abu Humairoh

Abu al-Hasan bin Isma'il al-Asy'ari (lahir: 873- wafat: 935), atau lebih dikenal sebagai Imam Asy'ari merupakan seorang mutakallim yang berperan penting sebagai filsuf muslim sekaligus pendiri Mazhab Asy'ariyah

namanya Abul al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy'ari keturunan dari Abu Musa al-Asy'ari, salah seorang perantara dalam sengketa antara, Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah. Al-Asy'ari lahir tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M Al-Asy'ari lahir di Basra, tetapi sebagian besar hidupnya di Baghdad.

pada waktu kecilnya ia berguru pada seorang Mu'tazilah terkenal, yaitu Al-Jubbai, mempelajari ajaran-ajaran Muktazilah dan mendalaminya. Aliran ini diikutinya terus ampai berusia 40 tahun, al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari, sang pencari kebenaran.

Beliau adalah seorang ulama terkemuka dari keturunan sahabat Abu Musa al-Asy’ari yang asal-usulnya dari negeri Yaman. Perjalanan hidup beliau ada tiga fase keyakinan Akidah yang beliau lalui. Fase pertama bersama Mu’tazilah, fase kedua bersama Kullabiyah, dan terakhir bersama Salafiyah Ahlus Sunnah wal Jamaah setelah mendapatkan hidayah dari ar-Rahman


Nama beliau kesohor di berbagai penjuru dunia sebagai panutan mazhab Asy’ari (yang hakikatnya adalah mazhab Kullabiyah), padahal itu adalah fase kedua dalam kehidupan beragama yang telah beliau tinggalkan. Beliau pun wafat dalam keadaan berpegang teguh dengan manhaj salaf, Ahlus Sunnah wal Jamaah, satu-satunya jalan kebenaran yang diwariskan oleh Rasulullah dan para sahabatnya yang budiman.


Tiga Fase Kehidupan Abul Hasan al-Asy’ari

Fase pertama : Beliau berakidah Muktazilah, dididik oleh ayah tirinya, Abu Ali al-Jubba’i, dalam pendidikan Muktazilah. Beliau berada dalam akidah Muktazilah ini selama empat puluh tahun.

Fase kedua : masa peralihan. Ketika itu beliau dalam posisi antara akidah Muktazilah tulen yang tidak mengimani sifat-sifat Allah dan akidah Ahlus Sunnah yang murni. Di masa tersebut beliau mulai mengkritisi pemikiran-pemikiran Muktazilah dan sering beradu argumen dengan ayah tirinya. Namun, beliau belum kembali kepada akidah Ahlus Sunnah secara total.

Fase ketiga : Beliau kembali memeluk akidah Ahlus Sunah wal Jamaah dan mengikuti prinsip-prinsip al-Imam Ahmad bin Hanbal. Hal ini beliau tegaskan di dalam kitab-kitabnya bahwa beliau di atas akidah yang didakwahkan al-Imam Ahmad bin Hanbal.


Kami berpegang teguh dengannya dan dengan pendapat yang diucapkan oleh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal mudah-mudahan Allah menyinari wajahnya dan mengangkat derajatnya serta memberinya pahala yang banyak, dan kami menjauhkan diri dari pendapat-pendapat yang menyelisihi prinsip al-Imam Ahmad bin Hanbal, karena beliau adalah imam yang memiliki keutamaan,

seorang tokoh yang dengannya Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan al-haq, menolak kebatilan, menjelaskan manhaj dan menghancurkan kebid’ahan ahlul bid’ah, penyimpangan orang-orang yang menyimpang, serta menghilangkan keraguan orang-orang yang ragu".(Abul Hasan Al Asy'ari Rahimahullah, al-Ibanah fi Ushul ad-Diyanah)


Sebab Taubat Abul Hasan al-Asy’ari menyebutkan sebab bertaubatnya Abul Hasan Al Asy'ari. Dihikayatkan dari Abul Hasan Al Asy'ari, “Sejak beberapa malam, di dadaku muncul (ganjalan) tentang masalah-masalah akidah. Aku pun bangun melaksanakan shalat dua rakaat dan meminta agar Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi hidayah jalan yang lurus kepadaku.

Kemudian aku pun tidur. Ketika tidur aku bermimpi melihat Rasulullah. Aku keluhkan kepada beliau sebagian masalahku. Rasulullah berkata kepadaku, ‘Wajib atasmu berpegang dengan sunnahku’, lalu aku terbangun.”

As-Subki berkata, “Abul Hasan al-Asy’ari adalah tokoh besar Ahlus Sunnah setelah al-Imam Ahmad bin Hanbal. Akidah beliau sama dengan akidah al-Imam Ahmad dan ini adalah perkara yang tidak diragukan lagi. Abul Hasan al-Asy’ari telah menegaskan dalam tulisan-tulisannya dan sering beliau sebutkan, Akidahku adalah akidah al-Imam Ahmad bin Hanbal”

Abul Abas Syamsudin Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakr bin Khalqan t berkata, “Abul Hasan dahulunya Muktazilah kemudian bertaubat.”
Ibnu Katsir berkata, “Sesungguhnya Abul Hasan al-Asy’ari dahulunya Mu’tazilah kemudian beliau bertaubat di Bashrah, setelah itu beliau tampil membongkar borok-borok Muktazilah.”

adz-Dzahabi berkata, “Abul Hasan dahulunya berpemahaman Mu’tazilah. Ia mengambilnya dari Abu Ali al-Jubba’i. Beliau lalu membuangnya dan membantah al-Jubba’i. Beliau pun berbicara dengan sunnah, mencocoki para imam ahli hadits” (al-Uluw)
------------------
Follow :
Youtube :    / kajianislamyoutube  
IG :   / kajianislam.youtube  
FB :   / kajianislamyoutube  
-------------------

[Rekomendasi Dengarkan Dengan Headset]
Jangan Lupa Subscribe dan like video ini

Комментарии

Информация по комментариям в разработке