Serba-Serbi Modus Rayuan Hasyim Asy'ari kepada Anak Buahnya 'CAT'

KOMPAS.TV - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) berkesimpulan Mantan Ketua KPU, Hasyim Asy'ari tak hanya menyalahgunakan jabatan dan wewenang, tapi juga terbukti menggunakan fasilitas negara.

Pelanggaran ini Hasyim lakukan demi melancarkan pendekatannya ke korban, yang merupakan anak buahnya, seorang Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda, berinisial CAT.

Sementara itu, ada pula berbagai fasilitas mewah yang berasal dari kantong pribadi Hasyim untuk korban. Seperti, tiket pesawat pulang pergi (PP) Jakarta-Singapura senilai Rp 8,6 juta lebih.

Ada juga tiket pesawat PP Jakarta-Belanda sebanyak tiga kali, senilai Rp 100 juta.

CAT juga mendapat fasilitas berupa penginapan di sebuah apartemen mewah di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, dengan total Rp 48,7 juta.

Tak hanya itu, hasyim juga membelikan CAT layar monitor ASUS ZenScreen seharga Rp 5,4 juta.

Meski sebagian besar pengeluaran untuk merayu korban bersumber dari kantong pribadi Hasyim, Pakar Antropolog menilai hal tersebut tak bisa dilepaskan dari adanya pengaruh relasi kuasa yang sangat besar.

"Kan ada indikasi gratifikasi seksual, kalau ini terjadi maka iu sudah pelanggaran berat sekali di dalam pemilu, karena dilakukan keduanya oleh penyelenggara pemilu, dan ini bisa masuk ke ranah-ranah korupsi, ranahnya pelanggaran pemilu. Perbuatan-perbuatan itu kan dilakukan ketika yang bersangkutan sedang menjadi ketua KPU, jadi sulit sekali untuk melepaskan keterikatan antara dia sebagai pribadi dengan dia sebagai pejabat, itu tidak bisa dipisahkan. Disitu kan ada kewenangan-kewenangan yang besar sebagai ketua KPU untuk melakukan apa saja dan di situ juga sangat terkait dengan kekuasaan dan kewenangan yang dia miliki yang begitu besar" Kata Sulistyowati Irianto, Guru Besar Antropologi Hukum UI.

Tak ada kata penyesalan, Hasyim justru berterima kasih pada DKPP karena sudah membebaskannya dari tugas berat sebagai penyelenggara Pemilu.