Ebit G Ade - Lagu Untuk Sebuah Nama (Cover Musik Untuk Langit) By Ado Fals

Описание к видео Ebit G Ade - Lagu Untuk Sebuah Nama (Cover Musik Untuk Langit) By Ado Fals

Mengutip dari beberapa sumber tentang fakta dan makna di balik lagu berjudul "Lagu Untuk Sebuah Nama"

• Fakta Di Balik Lagu

Lagu berjudul Lagu Untuk Sebuah Nama ini merupakan lagu lawas yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Ebiet G Ade.

Lagu Untuk Sebuah Nama ini masuk ke dalam album miliknya yang bertajuk Aku Ingin Pulang yang dirilis tahun 1996.

Aku Ingin Pulang merupakan album yang awalnya dirilis oleh Ebiet G Ade pada tahun 1993 dalam versi kaset. Kemudian, album ini dirilis versi CD pada 1996.

Judul lengkap album versi CD adalah Aku Ingin Pulang: 15 Hits Terpopuler. Sedangkan dalam versi kaset, judul lengkapnya adalah Aku Ingin Pulang: 20 Hits Terpopuler. (Ade Wina Utari Suherman)***

• Makna Lirik Lagu “Lagu untuk Sebuah Nama”

Untuk mendapatkan pemaknaan yang lengkap terhadap Lagu “Lagu untuk Sebuah Nama” mula-mula dilakukan parafrase terhadap lagu tersebut.

/Mengapa jiwaku mesti bergetar/, /sedang musik pun manis kudengar/. /(Jiwaku bergetar) mungkin karena kulihat lagi/ /lentik bulu matamu/. /Bibirmu, dan rambutmu yang kau biarkan jatuh berderai di keningmu/ /makin mengajakku terpana/. /Kau goreskan gita cinta (di hatiku)/.

/Mengapa aku mesti duduk di sini/ /sedang kau (berada) tepat di depanku/. /Mestinya ku berdiri berjalan ke depanmu/, /(kemudian) kusapa (dirimu) dan kunikmati (kecantikan) wajahmu/ /atau kuisyaratkan cinta (kepadamu)/. /Tapi semua (itu) tak kulakukan/ /(karena) kata orang cinta mesti berkorban/.

/Mengapa dadaku mesti bergoncang/ /bila kusebutkan namamu/. /Sedang kau diciptakan bukanlah untukku/. /(Kau diciptakan bukanlah untukku) itu pasti tapi aku tak mau peduli/ /sebab cinta bukan mesti bersatu/. /Biar kucumbui bayanganmu/ /dan kusandarkan harapanku/.

Dari parafrase tersebut dapat dilakukan pemaknaan bahwa si aku sedang jatuh cinta kepada seorang gadis yang cantik. Gadis tersebut berada di depannya tetapi si aku tidak berani mendekati, menyapa, atau mengungkapkan perasaannya. Si aku mengetahui bahwa gadis itu bukanlah tercipta untuknya. Maka, si aku pun merasa patah hati. Namun, si aku tidak peduli dan ia sadar bahwa cinta tidak harus bersatu.

Pada bait I dikisahkan tentang keadaan orang yang jatuh cinta dan penggambarannya yang indah terhadap orang yang dicintai. Tokoh aku mengagumi kecantikan seorang gadis yang dicintainya dengan memberikan kata-kata pujian berupa /lentik bulu matamu/. /Bibirmu, dan rambutmu yang kau biarkan jatuh berderai di keningmu/ /makin mengajakku terpana/. /Kau goreskan gita cinta (di hatiku)/.

Bait I tersebut merupakan keadaan yang melatarbelakangi permasalahan yang digambarkan pada Bait II. Bait II menggambarkan ketidakberdayaan si aku untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada gadis pujaannya. Setelah pada bait I si aku menceritakan ‘kegilaannya’ pada si gadis, bait II merupakan paradoks yang memupus harapan si aku untuk mendapatkan si gadis. Tokoh aku merasa tidak berdaya untuk mendekati si gadis apalagi untuk mendapatkan si gadis lebih tidak mungkin lagi. Namun, ketidakberdayaan si aku ini disadarinya dan dimakluminya sebagai sebuah ‘rancangan hidup’ dirinya.

Tokoh aku tidak menuntut terlalu banyak dari perasaan cintanya karena si aku telah merelakan si gadis tidak ia dapatkan. Dengan dalih cinta tokoh aku melepaskan gadis pujaannya, dan itulah pengorbanan si aku seperti diungkapkan dengan kata-kata /kata orang cinta mesti berkorban/.

Bait III merupakan klimaks cerita tokoh aku. Setelah pada bait I diungkapkan kecintaannya, bait II diungkapkan ketidakberdayaannya mendapatkan si gadis, pada bait III tokoh aku sudah tidak mempunyai harapan terhadap si gadis. Bisa dibilang kisah si aku adalah kisah kasih tak sampai. Kegagalan tokoh aku mendapatkan si gadis bukan berarti si aku berhenti mencintai si gadis.

Tokoh aku tetap memuja dan mencintai si gadis meski ia tidak akan pernah mendapatkannya, sebagaimana diungkapkannya, /Sedang kau diciptakan bukanlah untukku/. Dengan begitu, tokoh aku menyimpan perasaan cintanya dan menyandarkan (menghentikan) harapannya. Bait III merupakan puncak keputus-asaan tokoh aku.

Secara umum lagu “Lagu untuk Sebuah Nama” mengisahkan kasih tak sampai. Penggambaran yang indah tentang gadis pujaannya pada bait I memperkuat kesan kecewa dan menderitanya tokoh aku yang diceritakan pada bait III.

Buat yang mau donasi bisa lewat link saweria : https://saweria.co/Musikuntuklangit

Instagram : https://instagram.com/musik_untuklang...
Tiktok : tiktok.com/@musik_untuk_langit
Gmail : [email protected]

#ebitgade #cover #laguuntuksebuahnama

Комментарии

Информация по комментариям в разработке