Sumayyah, Kisah Paling Menggetarkan dalam Mempertahankan Iman

Описание к видео Sumayyah, Kisah Paling Menggetarkan dalam Mempertahankan Iman

Simak Kisah Nabi Musa 👉    • KISAH NABI MUSA, Dari Lahir Hingga La...  

Kisah menggetarkan SUMAYYAH 👉    • Sumayyah, Kisah Paling Menggetarkan d...  

Inilah Rahasia Bersabar 👉    • 🔴 Memulai dari yang kecil, by DS Priyadi  

Labbaika, Mekah-Madinah 👉    • Mekah-Madinah, & tragedi hancurnya pa...  

---------------------------------------------------
#dspriyadi #sumayyah
---------------------------------------------------

Seluruh footages dan musik dalam video ini diambil dari film Omar

---------------------------------------------------

Video berdasar esai DS PRIYADI yang berjudul "Syahid"
Supported KIPASOAK, AKADEMI PUISI, OASEMUSLIM
Produksi KIPASOAK & DSP MEDIA
---------------------------------------------------
Sumayyah, wanita pertama mati syahid dalam Islam

Hari itu, tahun 615 Masehi, langit Arabia berkabung. Seorang pemuda bernama Ammar diringkus lantaran iman menyala di dadanya. Dalam aniaya ia menyaksikan sang bunda, Sumayyah, mati penuh siksa tak bertara, karena bersikukuh mendekap keyakinan: bahwa Tuhan hanyalah satu-satunya, tak berbanding dengan apapun juga.

Sejarah kemudian mencatat Sumayyah sebagai pemeluk Islam yang pertama kali gugur syahid, disusul Yasir, sang suami tercinta.

Kekejian siksa itu terus berlanjut dialami para pengikut Nabi di tahun-tahun awal kerasulannya. Teror merajalela. Citra sang Nabi yang sebelumnya masyhur sebagai pribadi paling jujur, diberangus. Oknum-oknum Quraisy secara gegap-gempita menyebar kabar, bahwa Nabi hanyalah seorang buta huruf sinting, yang berambisi merusak tatanan dan persatuan.

Dan iman akan keesaan Tuhan dicap sebagai marabahaya. Dianggap sebagai konspirasi konyol yang harus ditumpas seakar-akarnya. Firman tentang kesetaraan antara budak dan tuan dipandang sebagai ide paling gila. Dan kabar atas kesabaran dan sorga ditertawakan sebagai isapan jempol belaka.

Tapi suara langit tak bisa dicegah. Ia terus berdengung dalam sanubari mereka yang dirampas hak-haknya sebagai manusia. Ia membahana di atas bangkrutnya tatanan kehidupan, yang taraf kerusakannya bahkan tega mengubur hidup bayi-bayi perempuan, yang kala itu dipandang aib dan hina.

Dalam anomali itulah status iman menjadi sangat menakutkan karena berpotensi merongrong wibawa para berhala yang mati-matian dituhankan oleh mereka demi memberi ruang legitimasi hasrat menuhankan diri sendiri.

Maka, di atas gurun yang terik, Summayah dicambuki, dan disiram dengan pasir yang panas. Namun demikian dengan gagah berani Summayah menunjukkan keteguhan imannya di hadapan para penyiksa dan orang-orang yang menyaksikannya. Ia menjawab setiap siksaan yang diterimanya dengan berkata: Ahadu Ahad ... Ahadu Ahad ...

Hari-hari berikutnya Summayah kembali disiksa. Tubuhnya ditimpa batu. Besi yang membara diletakkan di dadanya. Dan lagi, Ia menjawab setiap siksaan yang diterimanya itu dengan berkata: Ahadu Ahad ... Ahadu Ahad ... Hingga pada akhirnya, Abu Jahal, salah seorang pentolan Quraisy yang menentang risalah Nabi, dengan hatinya yang gelap gulita, menikamkan pisau ke tubuh Sumayyah.

Ahadu Ahad ... Sumayyah pun gugur. Ahadu Ahad... Ia syahid di atas bumi iman dan keberanian. Ahadu Ahad ... Allahlah Tuhan satu-satunya. Ahadu Ahad... Suara itu bagai membubung ke udara. Menjadi cahaya bagi tiap-tiap hati yang mengimani. Mengukir peradaban insan dari zaman ke zaman.

Tanpa iman nurani menjadi tuli. Hidup menjadi liar tak terkendali. Tanpa iman segala kebusukan dipelihara dengan bangga oleh mereka yang angkuh berdiri di atas harta, kekuatan, dan kekuasaan. Tanpa iman hidup terperosok dalam hukum rimba dan mengkerdil dalam ruang pengap duniawi yang kejam dan dangkal. Tanpa iman, keadilan dan kemanusiaan diremehkan.

Di atas segala takdirnya yang jelata, Sumayyah gugur dan syahid. Keteguhannya membuka mata kita semua, bahwa iman yang dikeukeuhinya tak pernah sia-sia. Ia menjadi bintang cemerlang yang menyala, di tengah kegelapan dan ketakutan yang melanda kehidupan manusia.

DS Priyadi
Yogya, 19 Des 2020

Комментарии

Информация по комментариям в разработке