JEMPARINGAN MATARAMAN

Описание к видео JEMPARINGAN MATARAMAN

Kegiatan panahan di Keraton Yogyakarta disebut dengan istilah Jemparingan gaya Mataraman. Asal usulnya dapat dilacak melalui kesatuan Prajurit Nyutra bersenjatakan panah yang sudah ada sejak jaman Mataram Islam. Bukan hanya sebagai sarana pertahanan, jemparingan berkaitan dengan menari dan olah rasa. Dalam Tari “Srikandhi Meguru Manah”, Raden Arjuna melingkarkan tangannya di luar tangan Srikandhi dengan posisi busur horizontal. Hal ini memberi acuan bagaimana Jemparingan gaya Mataram dilakukan sesuai dengan tata krama Jawa yang mengedepankan rasa. Yaitu dengan duduk bersila, posisi busur tertidur (horizontal), dan ditarik di depan dada dimana letak hati (manah) berada
...
The archery activity in The Palace of Yogyakarta, keraton is known as Mataraman-style jemparingan. The origin can be traced from the bow-and-arrow troop of Nyutra (as seen on the picture) that still exists since the era of Mataram Islam. Beside standing as a defense mechanism, jemparingan is also closely related to dance and feelings. In the “Srikandhi Meguru Manah” dance, Raden Arjuna embraced Srikandhi in horizontal-bow position. This emphasizes how Mataraman-style Jemparingan is done in accordance to Javanese customs which put forward ‘feeling’, by sitting cross-legged, making horizontal-bow position, and pulling the bow in front the chest, where the heart (manah) is.

Video by : Tepas Tandha Yekti

Комментарии

Информация по комментариям в разработке