WARTEG DAN SEGALA KENANGAN | Puisi Norman Adi Satria

Описание к видео WARTEG DAN SEGALA KENANGAN | Puisi Norman Adi Satria

Puisi “Warteg dan Segala Kenangan” karya Norman Adi Satria diangkat dari kisah nyata cinta seorang perantau yang masih bikin saya merinding dan mbrebes mili hingga detik ini.

Saksikan hingga selesai, hati-hati berair mata.
Kalau kamu suka silakan bagikan.

----------------------------------------------------------

JUDUL PUISI: WARTEG DAN SEGALA KENANGAN
Karya: Norman Adi Satria
Tahun Penulisan: 2021
Voice Over: Norman Adi Satria, Dinda Monica, Bintang Satria Sanjaya
Video Editor: Norman Adi Satria
Sumber Ilustrasi Foto: viral!!! wanita cantik jaga warung makan dieven lomba burung di Purwodadi
   • viral!!! wanita cantik jaga warung ma...  
NO COPYRIGHT MUSIC 1 & 2:
🎹 musica de piano sin derechos de autor - Love - Ricardo De Santiago
   • 🎹  musica de piano - Love - Ricardo D...  
Free copyright sad piano - Ricardo De Santiago (Original Piano Composition) broke
   • Free copyright sad piano - Ricardo De...  
🔔Subscribe for more Music: http://bit.ly/RicardoDeSantiago
🍎 Listen on AppleMusic: https://apple.co/2T1fmGj
🎶Listen on SPOTIFY: http://bit.ly/SantiagoMusic
MUSIC 3:
Kamu Dan Kenangan - Maudy Ayunda (cover) by Della Firdatia
ciptaan Melly Goeslaw
   • Kamu Dan Kenangan - Maudy Ayunda (cov...  

----------------------------------------------------------

WARTEG DAN SEGELA KENANGAN
Karya: Norman Adi Satria

Nyaris empat tahun tak balik kampung
tak banyak yang berubah
termasuk warteg di ujung jalan itu
yang hijaunya masih seperti sedia kala.

Yang berbeda hanyalah sang pelayan
yang memegang piring tanpa senyum
dan merasa perlu bertanya: orek?
Aku menggeleng dan menunjuk:
ati ampela, teri kacang, terong balado,
gorengan dua, minumnya es teh manis.

Rasanya pun agak berbeda.
Mungkin karena ibu tua yang biasa jongkok
di muka kompor itu tak lagi ada.
Tapi paling tidak, duduk di kursi panjang ini
aku sudah merasa pulang.

Karena aku sadar,
kampung halaman bukan sekedar tempat
melainkan apa yang tersisa dari ingatan.

Tiba-tiba kepalaku terantuk sesuatu
pesawat kertas jatuh ke mejaku
dan kulihat seorang anak kecil
terperangah di lorong dapur
berlari penuh penyesalan ke arahku.

"Maaf ya, Om. Pesawatnya nabrak." ucapnya.
"Oh, gapapa. Ini pesawatmu ya? Nih.."
"Makasih, Om."
"Nama kamu siapa?"
"Satria."
"Oh, Satria? Sama dong kaya Om.
Kamu umur berapa?"
"Tiga tahun." tiba-tiba suara itu terdengar.
Suara yang tak akan pernah kulupa.
Dan ternyata benar, itu kau.

"Ma, pesawatnya rusak."
"Ya, nanti Mama bikin lagi ya.
Sana main di kamar dulu."

Bidadariku kini berdaster
wajahnya nampak lelah
tapi binar matanya tetap sama.
Mata yang selalu membuatku jatuh cinta.

"Buat apa datang?" ucapmu
sambil meremas dan melemparkan
pesawat kertas itu ke tempat sampah.
"Neng..." ucapku tak selesai.
"Terlambat. Kamu terlambat 4 tahun, Mas!"
"Emm, anak itu...?"
"Ya, itu anakmu."

Aku tahu
aku sama sekali tak berhak
menghakimi kenangan versimu.

Kubayangkan
kau pasti murka
karena 4 tahun lalu aku tak kunjung pulang
untuk bertanggungjawab menikahimu.

Kehamilan itu bukan kecelakaan
tapi benar-benar direncanakan.
Karena kita pikir:
hamil adalah satu-satunya cara
yang bisa mendobrak restu orangtua kita.

Tapi yang tak kau tahu
aku sebenarnya datang untuk melamar
setelah berusaha keras mencari pinjaman sana sini di Jakarta
dan menjual motorku satu-satunya.
Saat aku datang, tenda di depan rumahmu telah digelar
dan namamu tertulis di bawah janur kuning
bersanding dengan nama mantanmu.

Mendengar kenangan versiku itu
kau terdiam dan melunak.
Kau duduk di sampingku dan mulai bercerita.
"Singkatnya, dia ingin jadi pahlawan:
menikahi mantan yang bunting bukan anaknya.
Langkahnya mulus, karena orangtuaku memang menyukainya.
Tapi lama-lama ia menuntut yang mustahil aku berikan: cinta.
Dia mulai muak menjadi pahlawan
yang harus melawan monster yang tak mungkin dikalahkannya.
Karena aku mencintai monster itu!
Dua tahun lalu, akhirnya kami cerai."
Air mata itu menetes
Air mata yang dulu selalu kau teteskan di pundakku
Dengan gugup aku memeluk
"Neng, monster ini akan melamarmu!"

Jakarta, 2 Mei 2021
Norman Adi Satria

----------------------------------------------------

#puisi #warteg #normanadisatria #kamudankenangan #kisahnyata #mudik #pulangkampung #mantan #poetry #perantau #sastra #anakrantau #cintasejati #restu

Комментарии

Информация по комментариям в разработке