JUARA 1 NASIONAL ll PRAHARA 10 NOVEMBER ll FLS2N MUSIK TRADISIONAL

Описание к видео JUARA 1 NASIONAL ll PRAHARA 10 NOVEMBER ll FLS2N MUSIK TRADISIONAL

“PRAHARA 10 N0VEMBER”
( BUNG TOMO PENGOBAR SEMANGAT )
PENAMPIL TERBAIK MUSIK TRADISIONAL TINGKAT NASIONAL #fls2n2023 #sekolahkristagracia #smpkristagracia #merdekabelajar #klaten #jatenggayeng #jateng #ganjarpranowo #srimulyani #jokowi #masmenteri #srimulyani #srimulyanichannel

Karya musik tradisional ini mengambil judul Prahara 10 November. Peristiwa 10
November 1945 merupakan sejarah besar bagi bangsa Indonesia. Pertempuran ini banyak
memakan korban jiwa dan melahirkan banyak tokoh pejuang salah satunya yaitu Bung Tomo.
Bung Tomo atau Sutomo merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam pencapaian
kemerdekaan Indonesia. Salah satu peran pentingnya adalah membangkitkan semangat
perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan tentara Sekutu pada pertempuran 10 November
1945 di Surabaya. Bung Tomolah yang mengobarkan semangat perlawanan pemuda Surabaya
melalui siaran radio agar pantang menyerah menghadapi penjajah pada peristiwa Pertempuran
Surabaya tanggal 10 November 1945.
“Merdeka atau Mati”, adalah kalimat paling populer, ikonik dari Bung Tomo atau
Sutomo yang disampaikan kepada para pejuang sebelum pertempuran 10 November 1945.
Kalimat tersebut disampaikan sebagai pengobar semangat rakyat Indonesia melawan pasukan
Sekutu. Saat peperangan terjadi, Bung Tomo memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia
( BPRI ) di Surabaya.
Latar belakang terjadinya pertempuran 10 November adalah datangnya pasukan Sekutu
yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies ( AFNEI ) yang dipimpin oleh
Brigadir Jendral AWS Mallaby. Pada saat itu Belanda yang membonceng tentara Sekutu masih
terus berusaha menancapkan kekuasaannya di Indonesia. Mereka tidak mau mengakui
kemerdekaan Indonesia, dan AWS Mallaby kala itu melanggar kesepakatan yang dibuat dengan
Indonesia dan memantik protes keras dari rakyat Indonesia. Petempuran antara pejuang di
Surabaya dengan pasukan Sekutu tidak dapat dihindarkan dan mencapai titik puncaknya pada
tanggal 10 November 1945.
Serangan pertama terjadi pada 28 Oktober 1945, di mana para pejuang Indonesia
menghancurkan pos pertahanan Sekutu. Masih di tanggal yang sama, para pemuda Surabaya
dengan penuh semangat berusaha mengusir Sekutu dan mempertahankan kedaulatan. Pada 31
Oktober 1945, pemimpin pasukan Inggris, Brigadir Mallaby, tewas di tangan rakyat Surabaya.
Hal ini kemudian menyulut kemarahan Sekutu. Mereka memberi ultimatum atau peringatan
kepada rakyat Surabaya untuk segera menyerah. Jika menolak, maka akan dihancurkan. Namun,
masyarakat Surabaya tidak goyah, mereka tetap melawan Sekutu.
Puncak pertempuran pun terjadi pada 10 November 1945. Pasukan Sekutu menyerang
Surabaya dan pejuang Indonesia berusaha menghalau dengan sekuat tenaga dengan
bersenjatakan bambu runcing. Semangat yang ditunjukkan rakyat dalam mempertahankan
kemerdekaan membuat Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November 1945 sebagai Hari
Pahlawan. Momentum ini akhirnya ditandai sebagai peringatan sekaligus untuk menghargai dan
mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam ikut serta mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia.
Didalam sajian musik tradisional ini menggunakan gamelan laras pelog. Adapun alat
yang dipergunakan yaitu kendhang, saron, demung, gong, bonang, siter dan gambang. Syair
yang dilantunkan berisikan tentang semangat juang para pahlawan didalam tragedi 10
November. Pola tabuhan dan vokal merupakan pengembangan dari pola tradisi yang dikemas
dalam bentuk atau pola baru sehingga tercipta harmonisasi lagu yang berjudul “Prahara 10
November”.
PEMAIN MUSIK
1. ABRAHAM YANUAR SETIAWAN : KENDANG, SITER, SARON DAN VOKAL
2. ALEXA CITRA WARDANI : DEMUNG, GAMBANG DAN VOKAL
3. FLORENCIA FEBRIANI KRISTANTO : SARON, GAMBANG DAN VOKAL
4. SABRINA CHERYL ROBERTINE : BONANG DAN VOKAL
5. THEODORUS ARYA PUTRA NUGROHO : GONG DAN VOKAL
PELATIH DAN PENATA MUSIK : SEPTIAWAN KURNIADI, S.Sn.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке