Keseruan Caci Atraksi pada HUT SMKN 1 Labuan Bajo ke-26

Caci adalah tarian perang sekaligus permainan rakyat antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk (larik) dan perisai (Nggiling). Penari yang bersenjatakan Larik bertindak sebai penyerang dan lainnya yang bertahan menggunakan Nggiling.

Caci merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini merupakan simbol kejantanan, kepahlawanan, kegembiraan, kemeriahan, dan semangat sportivitas yang tinggi.

Caci biasanya dipentaskan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, syukuran, atau menyambut tamu penting. Tarian ini juga sering ditampilkan dalam festival-festival budaya.

Pementasan caci biasanya dilakukan di lapangan terbuka, dengan penonton yang duduk mengelilingi arena. Sebelum pertunjukan dimulai, penari caci melakukan ritual pemujaan kepada leluhur. Ritual ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelancaran pertunjukan.

Pertunjukan caci berlangsung selama sekitar 30 menit. Selama itu, kedua penari saling berhadapan dan saling memukul satu sama lain dengan cambuk dan perisai. Namun, pukulan-pukulan tersebut tidak dimaksudkan untuk melukai, melainkan hanya untuk mengukur ketangkasan dan kemampuan masing-masing penari.

Penari caci biasanya menggunakan kostum yang khas, yaitu berupa baju adat Manggarai, celana pendek, dan ikat kepala. Mereka juga mengenakan perhiasan-perhiasan, seperti gelang, kalung, dan anting.

Caci merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Tarian ini merupakan simbol identitas masyarakat Manggarai, dan juga merupakan salah satu daya tarik wisata di Nusa Tenggara Timur