KESAKTIAN DAN KELEBIHAN KH. HUSEN ILYAS MOJOKERTO

Описание к видео KESAKTIAN DAN KELEBIHAN KH. HUSEN ILYAS MOJOKERTO

AROMAH

Mbah Yai Khusen pernah bercerita bagaimana sengsaranya dulu ketika zaman Jepang. Ketika itu, tentara Jepang memberlakukan jam malam, mereka melarang rakyat Indonesia untuk keluar rumah menjelang sore hari. Hukumannya dibunuh di depan umum bila kedapatan keluar rumah di sore dan malam hari, karena dianggap pemberontak.
Pernah suatu ketika ada yang mencari tahu, apa sebenarnya yang dilakukan tentara Jepang di sore dan malam hari itu. Ternyata tentara Jepang tersebut di waktu sore itu mengangkuti hasil tanam rakyat untuk dibawa ke negara mereka. Memang di waktu itu diberlakukan peraturan semacam tanam paksa untuk kebutuhan logistik Perang Asia Timur Raya. Hasil panen yang dihasilkan oleh rakyat, sebagian besar diangkut Jepang sedangkan rakyat diberi bagian sedikit sekali. Proses memanen juga harus dalam pengawasan tentara Jepang, jika ketahuan memanen sendiri, maka akan dihukum mati.
Pada suatu waktu, ada seorang petani yang nekat memanen hasil tanam sendiri tanpa pengawasan tentara Jepang. Sayang usaha nekat petani tersebut ketahuan oleh tentara Jepang, sehingga petani itu ditembak oleh tentara Jepang. Anak petani tersebut akhirnya melapor kejadian tersebut pada Mbah Yai Khusen yang waktu itu masih muda.
Mendapat laporan tersebut, Mbah Yai Khusen pun akhirnya mengajak teman-temannya ke sawah untuk memanen padi menjelang Maghrib. Ketika sedang memanen, Mbah Yai Khusen didatangi beberapa tentara Jepang yang sedang berjaga dengan membawa anjing. Melihat Mbah Yai Khusen, anjing tentara Jepang tersebut malah beringsut mundur, lari menjauhi Mbah Yai. Sehingga sebagian tentara Jepang itu malah kerepotan mengejar anjingnya yang lari. Sementara tentara Jepang yang lain, menodongkan senjata pada Mbah Yai Khusen dan teman-temannya. Tiba-tiba senjata yang ditodongkan ke arah Mbah Yai itu meleleh seperti dipanaskan. Tentara-tentara itu pun kaget dan ikut-ikutan lari terbirit-birit.
Mbah Yai Khusen selalu berprinsip bahwa menjadi manusia itu tidak boleh takut pada siapapun dan apapun, kecuali hanya takut pada Allah SWT. Karena manusia itu kholifatullah, sebagai kholifah Allah itu sudah seharusnya tidak boleh takut apapun selain takut pada Allah.
Lalu diceritakan pula, ketika Mbah Yai masih muda, kalau beliau sedang puasa selalu menyendiri di hutan atau di manapun pokoknya jauh dari keramaian agar tidak diketahui orang dan ditanyai macam-macam. Suatu ketika beliau dalam uzlahnya itu tertidur di suatu hutan, lalu tiba-tiba dibangunkan Gus Zuli (Romo KH. Djazuli Utsman).
Mbah Yai Khusen terkejut ketika terbangun banyak teman-temannya dan Gus Zuli di sekelilingnya. Teman-teman beliau bilang kalau Mbah Yai Khusen sudah hilang berminggu-minggu, padahal beliau merasa hanya tidur beberapa menit. Anehnya, teman-teman Mbah Yai Khusen tidak melihat beliau tertidur di tempat tersebut, hanya Gus Zuli yang tahu, sebab itulah yang membangunkan Mbah yai Khusen adalah Gus Zuli.
Lalu Mbah Yai Khusen bercerita pada Gus Zuli tentang tentang mimpi ketika tertidur tadi. Dalam mimpi Mbah Yai Khusen bermimpi bahwa suatu saat ada kiai besar yang akan lahir di tempat ini dan tempat ini akan ramai setelah kiai besar terbut wafat. Gus Zuli hanya menjawab, benar. Tempat tersebut sekarang adalah makam dari ulama muassis Dzikrul Ghofiliin, KH. Hamim Jazuli atau Gus Miek.
Selain itu, Mbah Yai Khusen hingga kini selalu dimintai doa dan gemblengan kekebalan bagi anggota Banser ketika akan melaksanakan tugas. Berbagai cabang Banser dari seluruh daerah selalu meminta gemblengan kebal senjata pada Mbah Yai Khusen. Gemblengan itu melalui ritual doa dan rajah menggunakan alat tulis yang dituliskan pada punggung masing-masing anggota Banser.

#habaib #khhuseinilyasterbaru #kiyai #pengajian #sejarah #firal #fyp

Комментарии

Информация по комментариям в разработке