Kisah Waliyullah ANEH, Membakar Pondok Pesantren Adiknya Sendiri‼️Cicit Mbah Kholil Bangkalan

Описание к видео Kisah Waliyullah ANEH, Membakar Pondok Pesantren Adiknya Sendiri‼️Cicit Mbah Kholil Bangkalan

Ra Lilur memiliki nama lengkap KH. Kholilur Rohman. Beliau adalah salah satu cicit Syechona Kholil, Sang Waliyullah asal Bangkalan.

Ra Lilur lahir di Bangkalan pada tahun 1943. Pada usia 75 tahun, Ra Lilur wafat di Desa Banjar, Kecamatan Galis, Bangkalan.

Ra Lilur menjalani kehidupan Sufisme. Memilih keluar dari hiruk pikuk duniawi. Tinggal berpindah-pindah tempat bersama orang-orang yang setia melayaninya.

Beberapa waktu lama menyendiri, Ra Lilur akhirnya menikah dengan Nyai Islani, perempuan dari Kecamatan Sepulu yang kesehariannya bekerja sebagai Penjemur Ikan.

Hasil buah pernikahannya, ra Lilur memiliki putra yang bernama Ra Bir Aly. Sejak bayi hingga dewasa, Ra Bir Aly diasuh oleh KH Kholil AG, yang merupakan kakak Ra Lilur.

Setelah tinggal di Demangan. Ra Lilur menetap di Desa Prancak, Kecamatan Sepulu. Kemudian pindah tinggal ke Desa Banyubunih, Kecamatan Galis. Lalu pindah ke Desa Pakaan Laok, Galis. Dan Terakhir, Ra Lilur menetap dan wafat di Desa Banjar, Galis, Bangkalan.

Ra Lilur dikenal sebagai waliyullah jadzab, keseharian Ra Lilur lebih sering mengenakan kaos dalam putih dan celana pendek hitam dengan mengenakan kopiah Meskipun dalam keadaan menerima tamu sekalipun.

Dengan sikap yang di luar nalar sehat, orang awam menganggap perilaku Ra Lilur merupakan sesuatu yang aneh. Karena tak lazim bagi perilaku kebanyakan manusia normal, apalagi beliau adalah seorang keturunan waliyullah.

Ketika membahas sosok Ra Lilur, kita seakan dihadapkan kepada lautan yang tak bertepi. Ketawadhu’an, kesederhanaan, dan ribuan keajaiban yang beliau miliki masih saja dikenang oleh banyak orang hingga detik ini.

Dikutip dari buku Biografi Ra Lilur yang berjudul “Ra Lilur: Antara Dimensi Wali dan Sufi”. serta kisah-kisah yang langsung dari khodim Ra Lilur, banyak sisi kehidupan beliau yang tidak dketahui sebelumnya, terutama tentang kealiman beliau. Selama ini banyak yang meyakini bahwa lautan ilmu yang Ra Lilur miliki adalah murni ilmu ladunni. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa beliau hanya pernah nyantri 3 bulan saja di Sidogiri.

Tapi dibalik semua itu, banyak yang tidak mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang kutu kitab. Beliau bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk muthola’ah kitab. Menurut penuturan Hj. Mus, salah satu khodim beliau tentang apa saja aktivitas sehari-hari Ra Lilur, Hj. Mus menceritakan;

“keseharian beliau Ya berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan membaca kitab. Bahkan kalau bulan Ramadan, semalaman beliau tidak tidur dan berjam-jam membaca kitab.”

Yang lebih mengagumkan, meski sehari-hari beliau memakai kaos singlet putih dan celana pendek hitam layaknya seorang petani, ketika beliau membaca kitab, apalagi jika beliau baru saja mendapatkan kitab baru. beliau langsung berwudhu’, berbusana lengkap dengan sorbannya, menghadap kiblat lantas mulai membaca kitab itu sampai hatam. Sebuah wujud takzim dan penghormatan terhadap ilmu yang begitu luar biasa.

Tak heran, jika selama ini banyak orang yang antri untuk menemuinya mengharap mendapatkan berkah beliau. Mulai dari petinggi negeri ini, pejabat, ulama hingga rakyat biasa berebut untuk hanya bisa berjabat tangan. Namun mereka yang datang menemuinya tidak serta merta beliau temui.

#kisahulama #waliyullah #walijadzab #kisahinspiratif #ralilur #mbahkholilbangkalan #kisahkaromah

Комментарии

Информация по комментариям в разработке