Alasan Cerdas Presiden BJ Habibie Lepaskan Timor Timur dari NKRI, Jumlah Penduduk Jadi Pertimbangan

Описание к видео Alasan Cerdas Presiden BJ Habibie Lepaskan Timor Timur dari NKRI, Jumlah Penduduk Jadi Pertimbangan

TRIBUN-VIDEO.COM - Lepasnya wilayah Timor Timur dari Indonesia ternyata ada campur tangan dari Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

BJ Habibie saat itu mengemukakan alasan cerdasnya mengapa membiarkan Timor Timur memisahkan diri.

Dalam buku Detik-Detik yang Menentukan, Habibie mengatakan memerdekakan Timor Timur merupakan jalan yang harus dipilih.

Kala itu dia membuat berbagai pernyataan publik terkait konflik Timor Timur.

Habibie juga mengaku didesak Perdana Menteri Australia John Howard pada 1998.

Dalam program ABC 1 bertajuk The Howards Years, Habibie mengatakan dia dikirimi surat untuk mengeluarkan keputusan cepat yang akhirnya berujung pada referandum enam bulan kemudian.

Dalam surat tersebut Howard menyarankan agar Indonesia mengikuti langkah Prancis dalam menangani masalah Kaledonia Baru untuk menyelesaikan permasalahan Timor Timur dengan mempersiapkan waktu selama sepuluh tahun transisi sebelum membuka jalan kemerdekaan.

Habibie pun mengaku sangat marah saat membaca surat tersebut.

Sejumlah golongan di Timor Timur dan PBB pun tidak menyetujui penyatuan wilayah tersebut ke NKRI.

Ditambah lagi pada 1999 PBB terus mengusulkan jejak pendapat terhadap penduduk Timor Timur, yang akhirnya dilakukan oleh Presiden Habibie.

Kebijakan yang diambil Habibie terkait masalah Timor Timur adalah melaksanakan referendum atau jajak pendapat atau pemungutan suara.

Alasan mendasar yang disampaikan, adalah setiap bangsa berhak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Pada 27 Januari 1999, pemerintahan Habibie menawarkan dua pilihan, yaitu otonomi khusus atau memisahkan diri.

Referendum itu isinya bahwa hampir 78,5 persen penduduk Timor Timur ingin merdeka atau memisahkan diri, dan menolak tawaran otonomi khusus dari Indonesia.

Sesuai ketentuan pasal 6 Perjanjian New York, apabila rakyat Timor Timur menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas, maka pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah konstitusional untuk melepaskan Timor Timur secara damai dan terhormat.

BJ Habibie dalam pernyataannya saat itu mengatakan Indonesia sudah memiliki 210 juta rakyat.

Sehingga tambahan 700 ribu rakyat di Timor Timur pastinya akan menambah konsentrasi Indonesia.

Namun jika ia membiarkan tentara asing mengurus Timor Timur, secara implisit berarti dirinya mengakui bahwa TNI tidak bisa menjalankan tugasnya.

Hal ini dikhawatirkan bisa berakibat buruk bagi stabilitas negara.

Presiden BJ Habibie pun tak mau mengambil risiko tersebut.

Oleh sebab itu masalah Timor Timur harus diselesaikan sebelum Presiden ke-4 RI dipilih.

Alasan lain BJ Habibie melepaskan Timor Timur karena berkaitan dengan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.

Dia menganggap jika negeri Kanguru tersebut telah menjadi sahabat RI sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945.

BJ Habibie berpikir, bila dia membiarkan tentara Australia masuk ke Indonesia, ia tak hanya mempermalukan TNI.

Apapun keputusannya nanti yang kalah akan menyalahkan Australia, sehingga ia tak mau mengambil opsi tersebut.

Insinyur sekaligus politikus ini menilai biaya mempertahankan subsidi moneter untuk mendukung provinsi Timor Timur tidak diimbangi oleh manfaat terukur bagi Indonesia.

Dengan dua alasan inilah BJ Habibie dinilai cerdas di mata dunia.

Pasalnya, Habibie tidak mengandalkan kekerasan dan pertumbahan darah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

Sebaliknya, dari segi ekonomi Indonesia diuntungkan karena Timor Leste membutuhkan pembangunan infrastruktur yang pada akhirnya menggunakan tender BUMN Indonesia.

Setelah 23 tahun bergabung dengan Indonesia, rakyat Timor Timur memilih menentukan jalannya sendiri.

Timor Timur secara resmi merdeka menjadi negara Timor Leste pada 20 Mei 2002.

Puluhan tahun setelah Jajak Pendapat Timor Leste, masih Habibie mendapat kehormatan.

Habibie diabadikan menjadi nama jembatan di Timor Leste.

Jembatan B.J. Habibie berdiri di Desa Bidau Sant'ana dan dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara Timor Leste dengan anggaran 3,9 juta dolar AS.(*)

VO: Saradita
VP: Ika Vidya

#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #politik #bjhabibie #habibie #timorleste #timortimur

Комментарии

Информация по комментариям в разработке