Cara Membuat Fermentasi Rumput Gajah Untuk Pakan Ternak

Описание к видео Cara Membuat Fermentasi Rumput Gajah Untuk Pakan Ternak

Cara Membuat Fermentasi Rumput Gajah Untuk Pakan Ternak.
Fermentasi Rumput Gajah dapat digunakan Untuk Pakan Ternak seperti : Kambing, Domba, Sapi, Kerbau, Kuda, Kelinci dll.
Rumput yang dapat dipakai untuk membuat fermentasi pakan ternak antara lain : Rumput Odot , rumput gajah , rumput pakchong, rumput Zanzibar, rumput Mombaca, Rumput Setaria, dll.

Pakan ternak fermentasi adalah salah satu langkah cerdas untuk
menanggulangi kekurangan cadangan makanan bagi hewan ternak saat musim
kemarau dan saat kita tidak punya waktu untuk mencari pakan hijauan tiap hari.

Pembuatan pakan silase bertujuan untuk memperpanjang masa simpan pakan hijauan dan menjaga nutrisi pada pakan hijauan tersebut.

Pembuatan pakan fermentasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi pada pakan yang telah menurun nutrisinya atau ingin mendapatkan hasil yang lebih bagus lagi penyerapan nutrisimya oleh hewan ternak.

Sebenarnya hampir sama antara Silase dengan Fermentasi, yang membedakan adalah dalam silase tidak menambahkan starter bakteri pengurai sedangkan pada Fermentasi ditambahkan starter bakteri pengurai.

Silase adalah proses pengawetan hijauan pakan segar dalam kondisi anaerob dengan pembentukan atau penambahan asam. Asam yang terbentuk yaitu asam-asam organik antara lain laktat, asetat, dan butirat sebagai hasil fermentasi karbohidrat terlarut oleh bakteri sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan derajat keasaman (pH). Turunnya nilai pH, maka pertumbuhan mikroorganisme pembusuk akan terhambat (Stefani et al., 2010).

Kualitas silase tergantung dari kecepatan fermentasi membentuk asam laktat, sehingga dalam pembuatan silase terdapat beberapa bahan tambahan yang biasa diistilahkan sebagai additive silase.
Macam-macam additive silage seperti water soluble carbohydrat, bakteri asam laktat, garam, enzim, dan asam.
Penambahan bakteri asam laktat ataupun kombinasi dari beberapa additive silase merupakan perlakuan yang sering dilakukan dalam pembuatan silase.
Pemilihan bakteri asam laktat sangat penting dalam proses fermetasi untuk menghasilkan silase yang berkualitas baik. Proses awal dalam fermentasi asam laktat adalah proses aerob, udara yang berasal dari lingkungan atau pun yang berasal dari hijauan menjadikan reaksi aerob terjadi.
Hasil reaksi aerob yang terjadi pada fase awal fermentasi silase menghasilkan asam lemak volatile,
yang menjadikan pH turun (Stefani et al., 2010).

Pembuatan silase dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
1. Hijauan yang cocok dibuat silase adalah keluarga rumput gajah, gandum, jagung, pucuk tebu, batang nenas, dan jerami padi, dll
2. Penambahan zat aditif untuk meningkatkan kualitas silase. Beberapa zat aditif adalah limbah ternak (manure ayam), urea, air, dan molases.
Aditif digunakan untuk meningkatkan kadar protein atau karbohidrat pada material pakan. Biasanya kualitas pakan yang rendah memerlukan aditif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
3. Kadar air yang tinggi berpengaruh dalam pembuatan silase. Kadar air yang berlebihan menyebabkan tumbuhnya jamur dan akan menghasilkan asam yang tidak diinginkan seperti asam butirat. Kadar air yang rendah menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi dan pada silo mempunyai resiko yang tinggi terhadap ledakan (Pioner Development Foundation, 1991).

Proses fermentasi silase memiliki 4 tahapan, yaitu:
1. fase aerobik, normalnya fase ini berlangsung sekitar 2 jam yaitu ketika oksigen yang berasal dari atmosfer dan yang berada diantara partikel tanaman berkurang.
Oksigen yang berada diantara partikel tanaman digunakan oleh tanaman, mikroorganisme aerob, dan fakultatif aerob seperti yeast dan enterobacteria untuk melakukan proses respirasi.
2. fase fermentasi, fase ini merupakan fase awal dari reaksi anaerob. Fase ini berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung dari komposisi bahan dan kondisi silase. Jika proses silase berjalan sempurna maka bakteri asam laktat sukses berkembang.
Bakteri asam laktat pada fase ini menjadi bakteri predominan dengan pH silase sekitar 3,8—5;
3. fase stabilisasi, fase ini merupakan kelanjutan dari fase kedua; fase feed-out atau fase aerobik. Silo yang sudah terbuka dan kontak langsung dengan lingkungan maka akan menjadikan proses aerobik terjadi (Stefani et al.,2010).

Pembuatan Fermentasi Pakan Ternak , Fermentasi Pakan Ternak , Fermentasi Pakan Ternak Dari Rumput Gajah , fermentasi rumput gajah , Membuat Fermentasi Rumput Gajah , pakan ternak , pakan fermentasi , Rumput Odot , rumput gajah , rumput pakchong , fermentasi pakan kambing , fermentasi pakan sapi , pakan kambing , kambing etawa , kambing boer , domba garut , domba dorper , domba merino , mesin cacah rumput , mesin Choper , Fermentasi Rumput Odot , Fermentasi rumput pakchong , fermentasi

#calista_farm
#fermentasi_pakan
#pakan_ternak

Комментарии

Информация по комментариям в разработке