Kecamatan Arosbaya adalah salah satu wilayah di Kabupaten Bangkalan yang kaya dengan budaya berupa legenda. Arosbaya memiliki lebih banyak cerita daripada kecamatan lainnya karena merupakan pintu masuk islam pertama di Madura Barat. Rumusan masalah penelitian ini mencakup tiga aspek, yaitu struktur, fungsi, dan nilai budaya yang terkandung dalam legenda-legenda di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hal itu disebabkan oleh data yang didapat bukan berupa angka, melainkan fenomena budaya yang ada di Kecamatan Arosbaya. Dengan kata lain, objek penelitian ini adalah cerita atau sastra lisan yang berupa legenda. Sumber data yang digunakan adalah sesepuh atau tetua setempat yang didapat dari hasil pengamatan. Kemudian dilakukan wawancara yang disertai dengan perekaman, dokumentasi, dan pencatatan. Dalam analisis data, digunakan metode analisis isi. Hasil penelitian ini adalah mendefinisikan (a) struktur yang terdapat dalam legenda-legenda di Kecamatan Arosbaya, (b) fungsi yang terdapat dalam legenda-legenda di Kecamatan Arosbaya, dan (c) nilai budaya yang terdapat dalam legenda-legenda di Kecamatan Arosbaya. Struktur yang didapat adalah formula yang menggambarkan hubungan sebab--akibat antarterem dan fungsi. Fungsi yang terkandung meliputi: sebagai bentuk hiburan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat meningkatkan rasa solidaritas, dan sebagai alat meningkatkan rasa percaya diri. Nilai budaya yang terkandung meliputi: nilai kesetiaan, nilai keadilan, nilai kepahlawanan, nilai pantang menyerah, dan nilai keagamaan.
Arosbaya saat ini secara administratif resmi sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Arosbaya berjarak sekitar 16 kilometer dari ibu kota Kabupaten Bangkalan ke arah timur laut. Pusat pemerintahannya berada di Desa Arosbaya.
Saat ini tercatat 18 desa berada dalam wilayah kecamatan Arosbaya. Kecamatan Arosbaya berbatasan dengan kecamatan Klampis (utara), Geger (timur), Bangkalan dan Burneh (selatan), dan Laut Jawa (barat).
Di wilayah Arosbaya ini banyak peninggalan-peninggalan bersejarah. Seperti situs Aermata, yaitu pasarean Rato Ebu (Ratu Ibu) Syarifah Ambami dan raja-raja Bangkalan pasca Pangeran Adipati Cakraningrat I, Seding Magiri
Di sana juga ada situs Makam Agung. Yaitu kompleks pasarean Raja-raja Bangkalan sejak Raden Pragalba (Pangeran Arosbaya), putra Pangeran Demang Plakaran (Keraton Anyar, Arosbaya).
Berikut Kutipan Aslinya...
Diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Panembahan Ki Lemah Duwur, raja Islam pertama di Madura pada tahun 1531–1592, Arosbaya dulunya diberi nama "Aris-Banggi" (ada aturan), kemudian namanya berubah menjadi "Aris Beje". Tak berhenti di di situ, nama tersebut berganti kembali lagi "Resbeje", dan yang terakhir menjadi "Arosbaya". Pada masa pemerintahan Panembahan Lemah Duwur, kerajaan Arosbaya telah meluaskan daerah kekuasaannya hingga ke seluruh Madura Barat, termasuk Bangkalan, Sampang, dan Blega.
Информация по комментариям в разработке