Kampung Di Bandung Ini, Serasa Kembali Ke Jaman Dulu. Mereka Terpencil Jauh Dari Mana Mana

Описание к видео Kampung Di Bandung Ini, Serasa Kembali Ke Jaman Dulu. Mereka Terpencil Jauh Dari Mana Mana

Pasirjambu adalah kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Pasirjambu terletak 30 km di selatan Kota Bandung atau sekitar 12 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang. Pasirjambu berada di tengah-tengah jalan raya Soreang–Ciwidey. Pasirjambu juga menghubungkan Ciwidey ke kecamatan Pangalengan via Gambung.

Pasirjambu terletak di kawasan Bandung Selatan. Pasirjambu juga dilintasi jalur kereta api Bandung–Ciwidey yang kini sudah tidak aktif.

Terletak di perbukitan Bandung Selatan, kontur tanah Pasirjambu berbukit-bukit dengan beberapa puncaknya seperti Gunung Patuha dan Gunung Tilu. Dengan kontur alam seperti ini cocok untuk bebagai macam perkebunan seperti teh, kina, kopi dan sayuran. Perkebunan teh Gambung dan Dewata terletak di kecamatan ini.

Kabupaten Bandung merupakan daerah yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Sejarah Kabupaten Bandung selalu menarik untuk diketahui dan dipelajari karena kisahnya yang panjang.

Kabupaten yang didominasi oleh daerah pegunungan ini memiliki 31 kecamatan, 10 kelurahan dan 270 desa. Kabupaten Bandung merupakan pemerintah daerah yang berdiri sendiri di luar Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Lahirnya Kabupaten Bandung berawal dari Piagam Sultan Agung Mataram, tepatnya pada 20 April 1641 Masehi. Maka setiap 20 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung.

Saat berdiri, Kabupaten Bandung dipimpin oleh seorang bupati yang bernama Tumenggung Wiraangunangun. Masa jabatannya mulai 1641 hingga 1681 masehi.

Dalam perjalanannya, Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten pada masa pemerintahan Anggadiredja III (1763-1747). Pada 1786, Batulayang juga dimasukkan ke dalam pemerintah Kabupaten Bandung.


Pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829), ibu kota Kabupaten Bandung dipindah dari Krapyak (Dayeuh Kolot) ke pinggir sungai Cikapundung, yang saat ini menjadi alun-alun Kota Bandung.

Pasalnya pemindahan itu dilakukan karena daerah pinggir sungai Cikapundung bisa lebih memberikam prospek yang lebih maju untuk perkembangan wilayah Bandung ke depannya. Adapun yang menginisiasi pemindahan itu yakni Gubernur Jendral Hindia Belanda Daendels, 25 Mei 1810.

Kabupaten Bandung mulai berkembang pada pemerintahan Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874). Sebagai sosok yang progresif, ia meletakkan dasar master plan Kabupaten Bandung atau yang terkenal dengan sebutan Negorij Bandoeng.

Ia mendapatkan sebutan Dalem Bintang atas sejumlah prestasi yang didapatkan. Diantaranya yakni pembangunan pendapa kabupaten dan masjid agung pada 1850 dan pemrakarsa pembangunan sekolah raja serta mendirikan Opleding School Voor Indische Ambtenaaren.

Pada 17 Mei 1884, tepatnya pada pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, kereta api mulai masuk Bandung. Kawasan Bandung pun semakin menggeliat dan ramai. Bandung tidak hanya dihuni oleh pribumi melainkan juga dari bangsa Eropa.

Hingga pada akhirnya pada masa pemerintahan RAA Martanegara, tepatnya pada 21 Februari 1960, ibu kota Kabupaten Bandung beralih statusnya menjadi Kotamadya atau memiliki pemerintahan sendiri.

Pada masa kepimipinan Kolonel R.H. Lily Sumantri, terdapat rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung ke wilayah hukum Kabupaten Hukum, yakni berada di daerah Baleendah.

Namun rencana itu tidak berhasil karena Baleendah tidak memungkinkan dijadikan ibu kota lantaran kondisi fisik dan geografis. Kemudian pada pemerintahan Kolonel HD Cherman Affendi, ibu kota Kabupaten Bandung dipindah ke Kecamatan Soreang. Kini Soreang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bandung.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке