LABUHAN TUTUPAN SURO 2024 KARATON KASUNANAN SURAKARTA HADININGRAT

Описание к видео LABUHAN TUTUPAN SURO 2024 KARATON KASUNANAN SURAKARTA HADININGRAT

Jawa Pos - Mahamenteri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sinuhun Panembahan Agung Tedjowulan, mengadakan Hajaddalem Labuhan Tutupan Suro pada Selasa Kliwon, 6 Agustus 2024, di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta. Kegiatan yang diikuti ratusan abdidalem ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan ritual di Bulan Suro. Para abdidalem hadir dari berbagai daerah.

Dipimpin oleh KPHAd Wiro Wongsonagoro, yang didampingi oleh KPHAA Panembahan Pakoenegoro, rombongan berangkat dari Sasono Purnomo, Badran, Solo, menuju Cepuri, Parangkusumo, untuk doa bersama sebelum mulai melabuh empat kendaga ke pesisir laut selatan. Yang mengharukan, labuhan diakhiri dengan sungkeman pada Panembahan Agung Tedjowulan.

"Kami mencintai Panembahan Agung Tedjowulan yang mengayomi para abdidalem sehingga kami spontan tergerak untuk sungkem pada Beliau tanpa diminta," kata Kangjeng Pangeran Brojowinoto dari Jakarta. Para abdidalem berbaris rapi ke belakang dan maju satu per satu. Momentum indah dan mengharukan ini menjadikan labuhan berurai airmata kebahagiaan tanpa dikira.

Tak terasa, dinamika di Keraton Surakarta sudah berlangsung 20 tahun sejak Agustus 2004. Namun, pasang surut keadaan tidak menghalangi berbagai kegiatan ritual untuk diselenggarakan. "Dalam labuhan, kami mengadakan pada penghujung Bulan Suro dengan harapan menyempurnakan seluruh niat dan tindakan baik semua pihak bagi Keraton Surakarta," jelas Pakoenegoro.

Menurutnya, Tedjowulan mengharapkan, Keraton Surakarta dapat terus menjaga dan melestarikan kebudayaan adiluhung Jawa. "Secara spiritual, kami terus bergerak sesuai arahan Panembahan Agung Tedjowulan untuk turut menjaga kesinambungan alam lahiriah dengan alam batiniah di negeri ini," ungkap Pakoenegoro, yang lebih dikenal bernama Candra Malik tersebut.

Labuhan di Parangkusumo berlangsung khidmat selepas Ashar dan berakhir sebelum maghrib. Selain sesaji dan kendaga yang dilabuh, dilepas pula seratus anak penyu. Tedjowulan didampingi oleh istrinya, Gusti Kangjeng Ratu Mas, dan kedua putrinya, Gusti Kangjeng Raden Ayu Putri Woelansari dan Gusti Kangjeng Raden Ajeng Dewi Wulandari Srirahadiastuti, serta sejumlah pangeran sentana lainnya. []

Комментарии

Информация по комментариям в разработке