Tembang Suluk Badan Nyawa

Описание к видео Tembang Suluk Badan Nyawa

Deskripsi Karya Seni
“Tembang Suluk Badan Nyawa”
Oleh: Waluyo, S.Kar., M.Sn

Latar belakang
Festival Islam Kepulauan(FIK) merupakan salah satu program yang telah dijalankan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama(PCINU) Belanda pada tanggal 1 – 20 Mei 2024. Tujuan utama kegiatan ini adalah menghadirkan representasi wajah Islam (di) Indonesia yang ramah terhadap keberagaman dan inklusif terhadap gerak zaman.
Salah satu rangkaian dari kegiatan ini adalah Pertunjukan Seni Budaya Nusantara, yang orientasinya adalah dalam rangka mempromosikan dan melestarikan kekayaan warisan budaya Indonesia melalui ekspresi karya seni dan budaya yang beragam, menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman karya seni dan budaya Nusantara.
Dalam rangka ini, panitia FIK Belanda memberi surat kepada Rektor ISI Surakarta yang isinya permohonan agar memberi tugas kepada saya untuk berkontribusi dalam acara ini, dengan menyusun musik dan dipentaskan dalam malam penutupan FIK.
Berdasarkan hasil rapat kecil lewat zoom meeting dengan panitia Festival Islam Kepulauan yang diwakili oleh saudara Nur Ahmad sekaligus sebagai Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahsatul Ulama(PCINU) Belanda tanggal 23 Januari 2024, dan surat undangan dari Panitia Festival Islam Kepulauan(FIK) sekaligus Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda pada tanggal 06 Februari 2024, maka pada bulan Maret 2024 saya segera melakukan proses menyusun karya yang berjudul Tembang Suluk Badan Nyawa.
Gagasan Dan Proses Penggarapan
Suluk adalah salah satu jenis karya sastra Jawa pesisiran yang mengandung ajaran kerochanian tasawuf. Suluk secara harfiah bermakna jalan, dan orang yang menempuh jalan itu disebut saalik. Menurut istilah, suluk dapat dimaknai sebagai upaya hamba(saalik) untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah yang bertujuan menyucikan diri dari berbagai bentuk kesalahan dengan memperbanyak zikrullah.
Karya ini tersusun dari hasil sebuah diskusi dengan saudara Nur Ahmad yang merupakan salah satu mahasiswa program S3 di Belanda, yang disertasinya banyak bersinggungan dengan naskah-naskah suluk. Dari beberapa naskah suluk yang ada, dan tersebar di Nusantara, saya memilih naskah suluk Badan Nyawa, dan saya jadikan pijakan membuat karya musik dengan judul Tembang Suluk Badan Nyawa.

Materi Suluk Badan Nyawa yang diangkat dalam karya tembang ini terdiri dari 14 bait sekar macapat Asmarandana yaitu bait 1 sampai dengan bait ke 14. Dengan materi teks sekar macapat Asmarandana dari suluk Badan Nyawa ini, disusun tembang dalam ragam laras ( pelog nem, slendro, dan pelog barang) teknik sajian, seperti :waosan, uran-uran, pathetan, gerongan gending kemanak, gerongan gendhing klenengan, ada-ada, dan dalam sajian geguritan. Instrumen gamelan yang digunakan adalah : rebab, gender barung, gender penerus, kenong, kethuk, gambang, kempul, dan gong, dengan melibatkan sebanyak 15 musisi dan vokalis dalam gamelan Jawa.
Presentasi Karya
Pementasan karya Tembang Suluk Badan Nyawa ini pada awalnya dirancang secara live dimana kami hadir dengan grup sebanyak 6 personil di Belanda. Karena sesuatu hal permohonan kami untuk mendapat bantuan biaya pengurusan visa dan tiket pesawat terbang PP Solo- Amsterdam kepada Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia tidak dikabulkan. Dengan keadan ini maka kami tidak jadi berangkat ke Belanda, padahal Jadwal pementasan karya Tembang Suluk Badan Nyawa ini sudah sudah terlanjur dipublikasikan pada Masyarakat Belanda beberapa bulan sebelun FIK ini diselenggarakan. Dalam kondisi demikian saya melakukan rekaman karya ini di studio F bawah Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta pada tanggal 15 Mei 2024,dan selanjutnya melakukan proses mixing, dan mastering. Hasilnya dari rekaman audio Tembang Suluk Badan Hawa akhirnya saya kirim ke Panitia FIK pada tanggal 17 Mei 2024 lewat google drive pada Alamat whatsapp saudara Nur Akhmad di Belanda. Karya musik Tembang Suluk Badan Nyawa akhirnya bisa dipresentasikan secara audio pada malam penutupan Festival Islam Kepulauan pada 19 dan 20 Mei 2024, di De Broodfabriek, Rijkswijk, Den Haag Belanda.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке