Kisah Syekh Sayyid Sulaiman yang Memiliki Dua Kubur Namun Satu Badan - Jejak Guru #19

Описание к видео Kisah Syekh Sayyid Sulaiman yang Memiliki Dua Kubur Namun Satu Badan - Jejak Guru #19

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Syekh Sayyid Sulaiman merupakan seorang ulama yang terpandang di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Hingga saat ini makam beliau masih sering didatangi oleh peziarah. Dikenal dengan memiliki dua makam yaitu di Desa Padang Basar Kecamatan Amuntai Utara dan Desa Pakacangan Kecamatan Amuntai Tengah.

Tim Banjarmasin Post Video dalam program Jejak guru mendatangi langsung ke makam yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) ini. Nur Ifansyah penjaga juru kunci dari makam Syekh Sayyid Sulaiman mengatakan selama hidup beliau sangat suka bersilaturrahmi dan bermudzakarah atau berdiskusi dan berbincang membahas persoalan keagamaan, tasawuf.

Pada saat bermudzakarah tersebut, beliau menyajikan hidangan sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu yang datang. Adapun yang dihidangkan oleh beliau adalah sayur asam ketapi. Kebetulan pada hidangan untuk beliau, saat beliau hendak mengambil kuah sayur asam ketapi maka terikutlah sebuah biji ketapi. Kemudian setelah makan, beliau berkata kepadateman-temannya yang ikut bermudzakarah.

Bahwa akan menanam biji ketapi tersebut dan jika saat pohon ketapi besar sebesar pohon kapuk berarti ajalnya akan segera sampai. Dan meminta untuk menguburkannya ke dekat pohon ketapi serta menjadikan batang pohon ketapi sebagai petinya.

Berita kematian beliau cepat tersebat sampai ke pusat Banua atau kota Amuntai. Oleh pejabat setempat, pada waktu itu, memohon kepada keluarga, agar beliau dimakamkan di Amuntai. Karena beliau termasuk tokoh penting dan sangat disegani. Orang menganggap beliau tidak seperti orang awam melainkan seseorang yang berpengetahuan agama yang luas, seorang waliyullah yang memiliki banyak karomah.

Setelah beberapa kali musyawarah keluarga yang memepertahankan wasiat ataukah mengikuti perintah umaro atau pemimpin Akhirnya disepakati, bahwa jenazah akan dibawa dan dimakamkan di Banua, tepatnya di Desa Pakacangan.

"Setelah beberapa waktu, pada makam beliau diDesa Pakacangan, warga dikejutkan oleh adanya suara orang bertahlil serta adanya cahaya terang yang berasal dari makam Syekh Sulaiman. Warga menjadi penasaran, kemudian mengikuti kemana arah cahaya dan suara itu pergi. Ternyata cahaya dan suara yang terdengar pada makam beliau di Desa Pakacangan itu pergi menuju kampung Padang Basar dan masuk ketempat lobang kubur yang pernah beliau wasiatkan," ujarnya.

Terjadi beberapa kali perundingan dengan umaro, maka lobang tersebut tidak sempat ditutupi oleh pihak keluarga. Setelah kejadian malam tersebut, lobang itu tertutup layaknya sebuah kuburan baru.

Pro kontra pun terjadi, dimana sebenarnya kubur beliau di Pakacangan ataukah di Padang Basar. Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa kalau maumenziarahi, lebih afdhal menziarahi kedua-duanya, yakni kubur beliau yang zahir di Pakacangan dan kubur beliau yang batin di Padang Basar.

Tidak ada diriwayatkan apakah Sulaiman seorang “Sayyid” Zurriyatur Rasul, namun yang jelas beliau adalah seorang yang berpengetahuan agama yang luas, hingga kiranya layak orang menyebutnya “Tuan (Sayyid) Guru Sulaiman”.

Warga yang biasa datang ke makam biasa membaca Yasiin dan membawa bunga untuk diletakkan di makam beliau. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurnaiwati)

#JejakSangGuru #SyekhSulaiman #Amuntai

Комментарии

Информация по комментариям в разработке