EPS 5 BESTARI: Tantangan Membangun Perhutanan Sosial di DIY

Secara sederhana, definisi perhutanan sosial adalah pemberian akses legal kepada kelompok masyarakat untuk mengelola kawasan hutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan fungsi dan kelestarian hutan.

Di DIY sendiri, konsep perhutanan sosial telah diinisiasi sejak tahun 2007 melalui terbitnya 35 izin pengelolaan hutan dengan skema hutan kemasyatakatan (HKM). Disusul pada tahun 2009, lahir tiga izin pengelolaan dengan skema Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Dengan lahirnya konsep sosial kemasyarakatan dalam pengelolaan hutan di DIY, terdapat perubahan budaya/perspekif masyakarat dalam mengelola lahan hutan. Dari awalnya mengguakan pola konvensional yang cenderung individualis, menjadi pola sosial/kelompok.

Salah satu contoh nyata keberhasilan konsep perhutanan sosial di DIY adalah hadirnya objek wisata Kalibiru di Kulon Progo yang diinisiasi oleh kelompok lokal HKM mandiri yang saat ini menjadi salah satu tujuan utma wisata alam yang ada di DIY. Selain itu, beberapa kelompok HKM juga telah berhasil memanen kayu dengan taa usaha kayu yang benar sesuai kaidah peraturan.

Berjalannya konsep perhutanan sosial ini bukan tanpa kendala. Faktanya di lapangan, masih cukup banyak permasalahan yang timbul seperti pengelolaan individual, keseimbangan pelestarian dan pengelolaan, alih lahan produktif dan beberapa masalah/kendala lainnya.

Bagaimana tantangan lintas sektor dalam mebangun perhutanan sosial di DIY ini, kita diskusikan lebih mendalam di podcast BESTARI episode kali ini.