Sejarah Awal Berdirinya Ereveld Menteng Pulo sebagai Makam Orang-orang Belanda

Описание к видео Sejarah Awal Berdirinya Ereveld Menteng Pulo sebagai Makam Orang-orang Belanda

TRIBUN-VIDEO.COM - Keberadaan Indonesia di masa kini, tak lepas dari perjalanan sejarah panjang yang terjadi di masa lampau.

Jika ditelusuri lebih jauh, terdapat banyak peninggalan-peninggalan bersejarah ataupun lokasi yang menyimpan banyak cerita tentang masa lalu.

Di antaranya, Ereveld Menteng Pulo yang berada di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.

Ereveld Menteng Pulo merupakan makam kehormatan Belanda yang diperuntukan bagi korban Perang Dunia II (PD II).

Tercatat, ada lebih dari 4000 korban PD II yang dimakamkan di Ereveld Menteng Pulo.

Mereka merupakan korban yang gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang tahun 1941 hingga 1945 dan selama masa revolusi setelah PD II tahun 1945-1949.

Sebenarnya, dahulu para korban perang tersebut dimakamkan di 22 ereveld yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dan dibangun antara tahun 1946-1950 oleh Dinas Pemakaman Tentara milik Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Mulai dari warga sipil, hingga militer.

Namun, atas permohonan Pemerintah Indonesia setelah penyerahan kedaulatan di tahun 60-an, ke 22 ereveld dikumpulkan di Pulau Jawa saja.

Korban yang dimakamkan di sini, merupakan orang-orang Belanda dan Indonesia.

Ada laki-laki, wanita, bahkan sampai anak-anak yang wafat di kamp tahanan Jepang, dan para Militer Belanda yang gugur pada masa revolusi.

"Yang dimakamkan di sini, sebagian besarnya adalah warga sipil. Mereka semua adalah korban, ketika saat terjadinya perang dunia kedua," kata Supervisor dari Ereveld Menteng Pulo, Wulan, ditemui pada Jumat (19/11/2021).

Terdapat sebuah patung di area Ereveld yang menggambarkan kondisi anak-anak pada masa itu.

Dimana saat itu, anak-anak banyak menjadi korban kelaparan hingga meninggal dunia.

Dahulu peletakan batu pertama makam ini dilakukan pada 8 Desember 1947 oleh Letjen. S.H. Spoor yang pada saat itu menjabat sebagai komandan tentara di Hindia Belanda.

Akan tetapi, dua tahun setelahnya Letjen. S.H. Spoor wafat dan dimakamkan di lokasi ini bersama dengan korban perang lainnya.

Tak ada perbedaan strata atau status sosial pada pemakaman ini.

Semuanya, sama. Baik orang kulit putih,kulit berwarna, pejabat militer dengah pangkat tinggi, ataupun berpangkat rendah, semua terkubur berdampingan.

"Beliau menekankan di sini tidak ada perbedaan antara orang kulit putih, kulit berwarna, pangkat tinggi, dan pangkat rendah. Beliau ingin semua disetarakan," imbuhnya.

Kesan rapih muncul begitu kali pertama memijakkan kaki di depan gerbang Taman Makam Kehormatan Belanda Ereveld Menteng Pulo.

Ribuan nisan berderet rapih. Tepat di sebelah pintu masuk pada sisi kiri, merupakan deretan makam korban perang yang beragama islam.

Hal ini ditandai dengan bentuk nisan yang memiliki tiga kengkungan di bagian atasnya.

Sementara pada sisi lainnya, terdapat nisan dengan bentuk salib untuk makam bagi jenazah laki-laki beragama kristen, nisan berbentuk salib dengan lengkungan untuk makam bagi jenazah perempuan beragama kristen, nisan berbentuk panjang untuk makam agama budha, dan nisan berbentung bintang segi enam untuk makam orang yahudi.

Selain itu, adapula nisan berbentuk persegilima untuk makam massal yang diisi oleh beberapa jenazah.

Di salah satu sisi, juga tertulis 94 nama prajurit angkatan darat Kerajaan Belanda yang gugur dalam kurun waktu 1946-1962 di kawasan Hindia Belanda dan Irian Barat.

Sebuah bangunan, begitu menarik perhatian ketika memasuki area Makam Kehormatan Belanda ini.

Bangunan ini, disebut sebagai Gereja Simultan yakni sebuah bangunan yang didirikan dengan batu bata yang diplester dan juga dicat putih.
Gereja Simultaan tidak digunakan untuk ibadah seperti gereja umumnya.

Akan tapi, gereja ini digunakan sebagai tempat acara peringatan dan upacara yang dilakukan di Ereveld untuk semua agama.

Sementara di sisi samping gereja Simultan, terdapat Columbarium yang merupakan tempat khusus untuk guci abu orang Belanda yang wafat sebagai tawanan Jepang.

Ada sebanyak 754 guci berisi abu orang Belanda di sini. Mereka wafat sebagai tawanan Jepang dan dikremasi di Jepang.

Saat ini, pengelola Makam Kehormatan Belanda mengizinkan masyarakat untuk mengunjungi makam yang juga menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang sejarah ini.

Perjalanan di masa lalu, menjadi sebuah pembelajaran yang baik di masa depan.

Makam Kehormatan Belanda di Indonesia ini adalah sepenggal sejarah di Indonesia dan Asia Tenggara.

Adapun Makam Kehormatan Belanda Menteng Pulo, buka setiap hari pukul 7.00 WIB -17.00 WIB.



Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sepenggal Kisah di Balik Ereveld Menteng Pulo, Makam Kehormatan Belanda untuk Korban Perang Dunia II, https://jakarta.tribunnews.com/2021/1....
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Acos aka Abdul Qodir

Комментарии

Информация по комментариям в разработке