Konflik Antara Raisa dan Mike: Bagian 1
Raisa duduk di ruang tamu dengan raut wajah murung. Kedua tangan mungil anak kembarnya, Aira dan Arka, bermain-main di pangkuannya. Tawa mereka yang ceria seolah tidak cukup untuk menghapus kecemasan yang melingkupi hati Raisa.
Mike, suaminya, baru saja pulang kerja. Ia membuka pintu dengan wajah letih, dasinya sudah longgar, dan matanya tampak sayu. Namun, ketika ia melihat Raisa duduk diam dengan mata menerawang, ia tahu ada sesuatu yang tidak beres.
“Ada apa, Sayang?” tanya Mike sambil mendekati Raisa.
Raisa mendongak. “Kita perlu bicara, Mike.”
Mike menghela napas panjang. Ia melepaskan tas kerjanya, meletakkannya di sofa, lalu duduk di sebelah Raisa. “Tentang apa?”
“Tentang Aira dan Arka.” Nada suara Raisa terdengar tegas, meskipun matanya memancarkan kesedihan. “Aku merasa kita semakin tidak sepakat tentang cara membesarkan mereka.”
Mike mengerutkan dahi. “Maksudmu?”
Raisa menggigit bibir bawahnya sebelum melanjutkan. “Aku ingin mereka punya waktu lebih banyak bersama kita, tapi kamu malah selalu sibuk bekerja. Bahkan saat akhir pekan, kamu masih saja membawa pekerjaan pulang. Mereka butuh perhatian, Mike.”
Mike menghela napas, suaranya meninggi tanpa ia sadari. “Aku sibuk bekerja untuk mereka, Raisa! Apa kamu pikir aku suka mengorbankan waktu dengan keluarga? Aku melakukan ini agar mereka punya kehidupan yang lebih baik!”
“Tapi yang mereka butuhkan sekarang adalah kehadiranmu, bukan uang lebih banyak,” balas Raisa dengan suara bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia tetap berusaha tegar.
Aira dan Arka yang awalnya sibuk bermain, kini terdiam dan memandang kedua orang tua mereka dengan bingung. Suasana yang awalnya hangat berubah menjadi tegang.
Mike mengusap wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menenangkan diri. “Lalu, apa yang kamu inginkan? Aku berhenti bekerja? Itu tidak realistis, Raisa.”
Raisa menggeleng pelan. “Aku tidak bilang kamu harus berhenti bekerja. Aku hanya ingin kamu meluangkan lebih banyak waktu untuk mereka. Untuk kita.”
“Aku mencoba,” gumam Mike, suaranya melemah. Tapi, dalam hati ia tahu, mencoba saja belum cukup.
Keduanya terdiam. Hanya suara tawa kecil Aira dan Arka yang kembali terdengar, seolah mengingatkan mereka akan hal yang benar-benar penting.
Namun, konflik ini bukan hanya soal waktu. Ada ketegangan lain yang belum terungkap. Sebuah rahasia yang selama ini Mike simpan erat, dan sebuah keputusan besar yang Raisa ambil tanpa memberitahu Mike. Konflik mereka baru saja dimulai.
Bersambung ke Bagian 2...
Информация по комментариям в разработке