#kujangkembar
Kujang adalah senjata tradisional orang Sunda di Jawa Barat. Sama seperti senjata tradisional lain, kujang terbuat dari besi, baja, dan bahan pamor,
Bentuknya agak pendek dan melengkung. Panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm,
Ada yang berpendapat, kujang mulai dibuat pada abad ke 8 atau ke-9. Pendapat lain mengatakan, kujang mulai dibuat pada abad ke-14, yaitu pada masa kerjaan Panjajaran dipimpin oleh Prabu Siliwangi.
Kujang ini merupakan lambang keagungan. Lalu ada kujang pakarang untuk berperang, dan kujang pangarak untuk perlengkapan upacara. Sementara kujang untuk bertani disebut kujang pamangkas,
Selain dari fungsinya, jenis kujang dibedakan dari bentuknya. Ada kujang ciung, kujang kuntul, kujang jago, kujang bangkong, kujang badak, dan kujang naga,
Menurut peneliti, kata kujang berasal dari kata kudi dan hyang. Kudi berarti senjata sakti. Sedang Hyang berarti yang kuasa atau dewa,
Kujang disebut senjata sakti karena dipercaya bisa menghalau musuh, menyembuhkan penyakit, dan menolak bahaya,
Ketika kerajaan Pajajaran runtuh pada abad ke-16, tak ada lagi orang yang membuat kujang. Kujang jadi terlupakan,
Kujang baru dibuat lagi sekitar tahun 1970-an. Sejak itu, kujang jadi dikenal lagi. Namun,sekarang kujang lebih banyak dijadikan hiasan atau koleksi saja,
Pada tahun 1982 pemerintah kota Bogor membangun monumen berupa tugu dengan sebuah tiruan kujang raksasa berada di puncaknya. Tugu Kujang kini menjadi salah satu ikon kota Bogor,
Selain menjadi pusaka andalan dari kerajaan Pajajaran hingga Kerajaan Pakungwati, senjata ini juga dikenal sebagai ikon daratan Pasundan Jawa Barat.
Nah pada kesempatan yang mulia ini kita sedikit menerangkan beberapa bagian filosofi dan latar belakang senjata Kujang,
Senjata Kujang sendiri dahulunya merupakan sebuah alat pertanian yang biasa dipakai oleh penduduk.
Sebab keinginan Raja Kuda Lalean lah (raja sebelum Prabu Siliwangi) yang ingin menciptakan sebuah senjata dengan mencirikan tanah pasundan,
Prabu Kuda Lalean kemudian melakukan suatu Tapa Brata di curug sawer untuk mendapatkan petunjuk dari Sang Pencipta Alam Semesta,
Alhasil didapatkanlah ilham yang kemudian Ia menyuruh seorang Empu untuk membuatkan sebuah senjata yang bercirikan kerajaannya itu dan senjata itu kemudian disebut dengan Kujang Pusaka,
Setelah kekuasaan Raja beralih pada Prabu Siliwangi, beliau Prabu Siliwangi menyempurnakan kembali Kujang Pusaka yang menjadi seperti saat ini. Yaitu pegangan kujang yang diukir membentuk kepala macan.
Ukiran kepala macan adalah sebuah bentuk penghormatan Sang Prabu terhadap Macan Putih yang telah senantiasa menjadi pendampingnya untuk membantu menghadapi serangan bangsa-bangsa yang ingin menghancurkan Kerajaan Pajajaran.
Kata Kujang sendiri berasal dari kata sunda kuno “Sudi” dan “Hyang”
Sudi artinya senjata yang sakti Hyang artinya Sang Pencipta Sehingga dapat dijelaskan bahwa Kujang memiliki arti senjata sakti yang berasal dari Sang Pencipta
Untuk memahami lebih dalam seperti apa bentuk dan bagian dari Kujang Pusaka kembar milik Pajajaran ini, yuk simak ulasannya di bawah ini,
Mengenali senjata Kujang tidak beda jauh dengan mengenal bermacam nama dan bagian keris,
Bagian-bagian Kujang Pusaka juga memiliki bagian tertentu yang mudah di kenali
Adapun beberapa nama bagian dari senjata kujang di antaranya papatuk atau Congo, merupakan bagian paling ujung Kujang yang berbentuk runcing dan juga tajam
Fungsinya untuk menoreh atau mencungkil Eluk atau Siih,
Eluk adalah elokan atau lekukan yang bergerigi pada punggung atas Kujang. Fungsinya untuk mencabik-cabik perut musuh ketika tertusuk Kujang.
Waruga
Adalah badan atau bilahan Kujang. Mata, adalah lubang-lubang kecil yang ada pada bilahan Kujang Bogor,
Lubang ini sebenarnya adalah bekas dari tempat untuk batu permata atau emas atau perak,
Fungsinya adalah sebagai lambang status dari pemiliknya. Paling banyak terdapat 9 mata dan paling sedikit adalah 1 mata saja,
Sebuah Kujang yang tidak memiliki mata disebut Kujang Buta. Namun sayangnya, kebanyakan yang ditemukan hanyalah kujang matanya sudah berlubang,
Tidak ada batu permata atau emas yang masih menempel pada mata tersebut,
Pamor
pamor merupakan gambar garis atau bintik-bintik pada bagian badan Kujang yang juga disebut Sulangkar atau Tutul. Selain memberi keindahan pada Kujang, bagian ini biasanya dilumuri racun batu warangan untuk agar mampu membunuh musuh dengan lebih cepat,
Tonggong
Tonggong adalah bagian atau sisi yang tajam pada punggung kujang. Fungsinya untuk mengerat atau mengiris. Beuteung, bagian sisi tajam pada bagian perut Kujang dan fungsinya sama seperti Tonggong,
Tadah
Adalah lengkungan kecil pada bagian bawah perut Kujang. Tadah ini berfungsi untuk menangkis atau membelokkan senjata musuh agar lepas dari genggaman
• Видео
Информация по комментариям в разработке