WINDHU CALA - TUGAS AKHIR KARAWITAN ISI DENPASAR - BAGUS BIMA

Описание к видео WINDHU CALA - TUGAS AKHIR KARAWITAN ISI DENPASAR - BAGUS BIMA

WINDHU CALA
Sesuai dengan fenomena budaya yg sering ditemukaen di masyarakat, dimana fungsi gamelan angklung khususnya di daerah kami masih dipandang sepihak bahkan sering terjadi penolakan dalam penggunaannya, bahwa gambelan angklung hanya di peruntukkan untuk upacara kematian. Bahkan ada sebagian masyarakat menganggap gamelan angklung adalah gamelan dengan nuansa seram karena identik dengan orang meninggal atau mayat pada upacara pengabenan di bali pada khususnya. Beranjak dari fenomena budaya tersebut, penata terinspirasi untuk membuat sebuah garapan, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, bahwa gamelan angklung dapat dikemas kedalam bentuk tabuh kreasi yang bernuansa ceria dengan judul “ WINDHU CALA”. Jika diartikan secara etimologi windhu cala dapat dibagi menjadi dua suku kata yaitu windhu dan cala. Dimana windhu dapat diartikan sebagai titik atau poros sedangkan cala dapat diartikan sebagai bhuana atau bumi. Dalam konsep desa kala patra yang disebut pusat atau poros bumi adalah pempatan agung ataupun perempatan jalan. Dimana pada tempat tersebut terdapat bangunan suci agama hindu yang disebut pelinggih catus pata. Umat hindu meyakini dewa yang berstana pada tempat tersebut adalah sang hyang catur bhuana dan dalam misi membawa kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan untuk dunia beserta isinya, beliau bermanifestasi menjadi sang hyang catur loka pala. Dimana dalam lontar prakempa juga disebutkan bahwa 4 nada yang terdapat pada gamelan angklung juga disebut dengan nada catur lokha pala. Dan dapat disimpulkan windhu cala adalah sebuah bentuk garapan angklung kreasi dengan nuansa gembira dan penuh rasa syukur atas segala karunia yang telah diberikan oleh tuhan kepada dunia beserta isinya. Dengan tidak meninggalkan pola” tradisi.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке