Keraton Yogyakarta Hadiningrat mempunyai tradisi yang sangat menarik dan sakral yaitu Grebeg.
Sudah tiga tahun, dari tahun 2020, 2021 dan 2022, Keraton Yogyakarta Hadiningrat tidak mengadakan tradisi Grebeg.
Nah pada bulan Syawal 1444 H atau 2023 masehi setelah sebulan puasa Ramadhan, Keraton Yogyakarta Hadiningrrat mengadakan ritual tradisi Grebeg syawal lagi tanpa ada pembatasan penonton.
Sekarang ini, diakhir bulan Ramadhan 1444 H, Keraton Yogyakarta Hadiningrat mengadakan gladi resik Bregata (brigade) Prajurit Keraton.
Sebagai sebuah kerajaan, Keraton Yogyakarta memiliki kesatuan prajurit yang disebut dengan bregada.
Keberadaan prajurit di Keraton Yogyakarta tidak terlepas dari "Perang Mangkubumen" yaitu perang antara Pangeran Mangkubumi melawan VOC (1746-1755) yang berakhir dengan disepakatinya Perjanjian Giyanti.
Kesatuan-kesatuan prajurit yang berperang dalam Perang Mangkubumen itulah yang kemudian menjadi cikal bakal prajurit Keraton Yogyakarta.
Fungsi prajurit Keraton Yogyakarta semula difungsikan sebagai penjaga keamanan dan kedaulatan.
Namun setelah perang berakhir, bregada difungsikan untuk melengkapi acara-acara kebudayaan Keraton yang dipertahankan hingga hari ini.
Fungsi prajurit keraton yang sebelumnya bertugas sebagai kesatuan militer kini telah berubah menjadi pengawal kebudayaan.
Terdapat 10 bregada yang ditempatkan di bawah kepengurusan Tepas Kaprajuritan.
Nama-nama bregada prajurit Keraton Yogyakarta yakni
Bregada Bugis,
Bregada Surakarsa,
Bregada Dhaeng,
Bregada Wirabraja,
Bregada Patangpuluh,
Bregada Jagakarya,
Bregada Prawiratama,
Bregada Nyutra,
Bregada Ketanggung,
dan Bregada Mantrijero.
Pada gladi resik sore ini, para prajurit belum mengenakan busana resmi bregada prajurit keraton Yogyakarta Hadiningrat.
Para prajurit atau bregata akan mengiringi tujuh buah gunungan.
Tujuh gunungan berisi hasil bumi dikawal pasukan berkuda Keraton Yogyakarta pada Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.
Tradisi turun temurun ini adalah wujud syukur 'ngarso dalem' berakhirnya masa puasa di bulan Ramadan.
Tradisi yang dinamakan Grebeg Syawal menjadi bagian dari nilai historis Daerah Istimewa Yogyakarta.
Setiap tahun, pada 1 Syawal atau bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri, tradisi tersebut digelar berupa upacara adat di lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Gunungan ini dilepas melalui prosesi iring-iringan prajurit kraton yang menjadi daya tarik tersendiri.
Tradisi ini juga telah berlangsung selama ratusan tahun.
Sebelum diberikan kepada rakyat, gunungan tersebut diarak terlebih dahulu mulai dari Pagelaran Keraton Yogyakarta menuju halaman Masjid Agung (Masjid Gedhe) di Kauman yang berjarak kurang lebih 1 km.
Di masjid ini, Kyai Penghulu diikuti para ulama keraton beserta para abdi dalem akan memanjatkan doa-doa kebaikan, kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan serta keselamatan bagi keluarga sultan beserta rakyatnya dan nusa bangsa pada umumnya.
Prosesi keluarnya gunungan dalem baru dimulai pukul 10.00 WIB, usai salat Ied. Ribuan orang sudah berduyun-duyun mendatangi Alun-alun Utara, tempat berlangsungnya upacara grebeg gunungan.
Usai berdoa, gunungan kemudian dilepas untuk diperebutkan oleh masyarakat. Inilah bagian yang menarik turis dan dianggap paling 'seru'.
Masyarakat berjibaku mendapat bagian hubungan sebanyak mungkin.
Namun, pada hakikatnya, bukan seberapa banyak makanan yang diperebutkan, tapi keberkahan serta manfaat dari hasil bumi itu.
Itulah grebeg. Sebuah akulturasi budaya dan tradisi para leluhur yang masih dijag
Lima gunungan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, satu dibawa ke Pura Pakualaman, dan satu lagi dibawa ke Kantor Kepatihan.
Gladi resik dimulai pada pukul 4 sore dan berakhir pada pukul 18.00
Semoga tayangan video ini bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan.
Jangan lupa untuk berlangganan channel WIBIKEMBARA secara GRATIS dengan cara klik:
LIKE, COMMENT, dan SUBSCRIBE di / wibikembara , dan nyalakan lonceng pemberitahuannya agar tidak ketinggalan update video-video terbaru lainnya.
Wibikembara akan berusaha menampilkan video yang bekualitas, informatif dan bermanfaat bagi pengetahuan kita semua.
Video diambil dengan menggunakan kamera iPhone 11 pro dan Gimbal DJI Osmo
Terima kasih
#Wibikembara @wibikembara
Instagram: @agung_wibi
Email: [email protected]
#wibikembara #kamerahape #iphone11pro #gimbaldjiosmo #grebeg #grebegsyawal #bregada #brigade #kratonyogyakarta #prajuritkraton #gunungan #gladiresik #senibudaya
Информация по комментариям в разработке