PULAU MARORE : Yang Saya Hormati Bapak Presiden Republik Indonesia | NEGERIKU BAGUS

Описание к видео PULAU MARORE : Yang Saya Hormati Bapak Presiden Republik Indonesia | NEGERIKU BAGUS

PULAU MARORE : Yang Saya Hormati Bapak Presiden Republik Indonesia
(negeriku bagus dotcom I mengenalkan lagi INDONESIA)

GETNEWS.ID - Pulau Marore adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Sulawesi dan berbatasan dengan negara Filipina. Pulau Marore ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, provinsi Sulawesi Utara. Pulau ini berada di sebelah utara dari Pulau Sangihe dengan koordinat 4° 44′14″ LU, 125° 28′42″ BT.

Pulau Marore adalah pulau berbatu karang. Jika air surut, karang - karang menyembul. Air lautnya yang jernih dan hangat membuat pantai di Marore menjadi tempat menarik bagi penyuka snorkeling.

Kebanyakan penduduk Pulau Marore adalah pendatang, mereka berasal dari Sangir, Talaud dan Minahasa. Beberapa warganya adalah peranakan Filipina. Laut menjadi sumber pendapatan mereka, sayang ikan yang berlimpah ruah harus mereka dapatkan dengan persaingan tak sehat dengan nelayan negeri tetangga yang banyak ditemui di kawasan perairan Laut China Selatan dan Laut Sulawesi yang kaya.

Nelayan Marore menangkap ikan menggunakan jaring dan perahu kecil, sedangkan nelayan Filipina menggunakan jaring dan kapal yang cukup besar, beberapa malah ada yang menggunakan phukat harimau, untuk mengelabuhi siapa pun yang bertemu di tengah lautan Indonesia mereka mengibarkan bendera Merah Putih di kapalnya.

Penduduk Pulau Marore tak lebih dari 1.000 orang, sarana pendidikan dari bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas ada di pulau yang memiliki luas kurang lebih 312 Km persegi. Ketika kaki menjejakkan kaki di Pulau Marore terdengar nyanyian sayup terdengar, menyusur jalan yang sudah di beton saya berjalan mencari sumber suara, sebuah gedung Sekolah Dasar yang berada tak jauh dari bibir pantai terlihat sangat baik kondisinya, puluhan siswanya sedang berlatih menyanyi.

Tawa-tawa kecil yang menyapa ramah membuat lelah perjalanan hilang. Ada yang menarik ketika saya bertanya kepada mereka tentang idola, kompak mereka menyebut Menteri Susi Pudjiastuti. Beberapa anak menyampaikan pesannya agar PAK PRESIDEN tidak melupakan anak-anak di Marore.

Marore memang menjadi pulau terluar Nusantara, garis pantainya indah. Warna biru tua lautnya menandakan dalamnya laut yang mengelilingi rumah para pelaut. Sebenarnya Marore bukanlah yang terluar, tak jauh dari Kampung Marore, terdapatlah Pulau Batu Bawaikang.

Sebuah menara batas penanda berdiri tegak di atas batu karang hitam yang menjulang, sayang ketika saya kunjungi bendera Merah Putih tak berkibar, sebenarnya saya sudah menyiapkan, namun cuaca yang buruk dan arus bawah yang kuat menyiutkan nyali saya untuk berenang menuju Pulau Batu Bawaikang dan mengibarkan bendera Indonesia.

Di Kampung Marore terdapat pos lintas batas milik Imigrasi RI, kantor perwakilan AL Filipina bertempat tak jauh dari pos pengamanan TNI AL. Seorang Marinir Filipina ditemani asisten rumah tangga lokal tinggal di kantor itu, ia terlihat sudah dapat bergaul. Berbeda dengan pos TNI AL, petugas asal Filipina itu tampak ramah, ia tak segan bergurau dan menjelaskan sulitnya mengatur nelayan Filipina yang masuk ke Indonesia.

Nelayan Marore dalam seminggu memanfaatkan pos lintas batas Filipina, biasanya mereka berusaha mendapatkan izin untuk menjual ikan yang mereka tangkap. Banyak memang nelayan Marore yang memilih menjualnya ke kota pelabuhan General Santos, selain lebih jaraknya yang hanya 3 jam waktu tempuhnya, harga di kota yang memiliki industri perikanan modern di Asia Tenggara itu ikan memiliki standar harga yang tinggi.

Nelayan di Kepulauan Sagihe dan Talaud lebih banyak menjual hasil tangkapan mereka di General Santos Filipina karena harga jualnya yang tinggi. Di General Santos banyak terdapat orang Indonesia, tak hanya ikan, minuman beralkohol adalah komoditas yang banyak dicari oleh warga Indonesia yang datang dari Sangihe, Talaud atau Manado.

Krapu, Baronang juga Cakalang adalah komoditas terbaik Laut Sulawesi yang luas, hidangan nikmat didapat dari ikan yang segar, nelayan di Marore acap kali berujar, "Makan di Marore ikan selalu nikmat, jika datang ka Jakarta depe makan ikan seperti sudah mati tujuh kali". Ditambah dengan Dhabu-dhabu Krapu dan baronang adalah yang terbaik untuk dijadikan menu makan di gerbang Nusantara.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке