Doa Pangapungan | Peri Sandi Huizche

Описание к видео Doa Pangapungan | Peri Sandi Huizche

Pertunjukan Doa Pangapungan

Dipentaskan di GK. Dewi Asri ISBI Bandung
06 Agustus 2015
jam 19.30

Pertunjukan ingin berbicara tentang kekuatan dzikir, mantra, doa, jangjawokan. Diangkat dalam wujud yang mistis.
Pertunjukan ini juga menjadi media silaturrahmi antara alam gaib dan alam manusia. Para pemain kesurupan, memainkan benda tajam, dengan dasar keyakinan pada tuhan.
Dzikir, doa, mantra, jangjawokan dalam pertunjukan menjadi jalan keselamatan sekaligus teror bagi yang menyaksikan.

Nb: sahabat, saya percaya bahwa dunia bagian timur khususnya indonesia sudah sangat mutahir meski hanya dengan kata-kata (saya tegaskan hanya dengan kata-kata saja), bukankah orang sakit juga banyak disembuhkan dengan doa, orang sakti juga berkat doa, menyakiti lewat santet juga melalui kata-kata doa/mantra/jangjawokan.

Artinya setiap tekad, ucap dan lampah disertai dan dikembalikan lagi pada kekuatan super gaib yang kita sebut tuhan.

Jika saja keyakinan yang kita sebut iman dijadikan abstrak ilmu pengetahuan kemudian dieksplorasi sedemikian ketat seperti halnya para ilmuan di ruang labolatorium, saya yakin itu akan menghasilkan kerja kebudayaan yang sangat luar biasa perwujudannya.
Buktinya peninggalan-peninggalan artefak itu membuat kita takjub (candi-candi itu) (ritual-ritual itu) (tingkah laku yang terpuji itu) dan masih banyak lagi!

Pun dalam hal seni akting, saya menemui bentuk-bentuk akting yang luar biasa Dahsyatnya dalam kesenian tradisi, misalkan bentuk tampilan "kesurupan, susurupan dan nyurup"

Saudaraku, "kesurupan" dalam kesenian tradisi hampir selalu ditemui, misalnya dalam pertunjukan kuda lumping, berokan, lais, sintren, dll. (Masih banyak lagi bukan?)

Dapat dikatakan semua masyarakat Indonesia mengenal istilah "kesurupan" dalam konteks kesenian atau ritual.

Atau dalam tampilan "Nyurup", dimana pemainnya dapat dikatakan sudah menyatu dengan energi ketuhanan, sehingga ia bisa melakukan hal-hal yang melampaui batas manusia fana misalkan dalam kesenian debus, lais, dan kesenian lain yang dapat dikatan pemainnya bermain-main dengan kematian.

Bedanya dengan "kesurupan; tampilan "nyurup" menguasai energi ketuhanan dengan kesadaran subjek, sedangkan "kesurupan"; subjek dikendalikan oleh energi ketuhanan (makhluk gaib) itu.

Pengulangan bentuk itu yang kemudian saya katagorikan sebagai bagian dari bentuk akting tradisi.

Menariknya, cara mereka mencapai bentuk akting itu seperti proses/jalan mendekatkan diri dengan tuhan (jalan asketis). Banyak proses keaktoran tradisi ketika menuju pertunjukan kadang terasa berjauhan bahkan tidak ada hubungannya dengan apa yang akan ditampilankan, misalkan fenomena susuk untuk para penari supaya entah muka dan bagian-bagian tertentu dari tubuhnya bisa memunculkan daya tarik tersendiri bagi penontonnya, semacam pemikat. Tapi tentu, saudarku...Latihan teknik tari dijalani susuk juga dijejaki.

Ini hal-hal yang saya anggap menarik, seputar proses kreatif pada orang tradisi yang barangkali perlu kita renungi.

Jika saja bentuk seni akting tradisi itu dikembangkan dalam pertunjukan, maka saya yakin kemungkinan-kemungkinan tampilan akan menemukan metoda, eksplorasi yang tak terduga dan luar biasa.

Namun bentuk tampilan kesurupan atau nyurup membutuhkan segenap keyakinan, karena untuk sebagian orang yang tidak percaya pada hal ini, keduanya dianggap tidak masuk akal..heheheh...

Doa pangapungan serupa stop-kontak untuk kembali lagi mengajak saudara-saudara kita berjalan di jalan timur yang sudah sangat puitis ini...

salam hangat
Peri Sandi Huizche

Комментарии

Информация по комментариям в разработке