Dalam era perubahan yang semakin cepat akibat perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja, pendidikan kejuruan dituntut untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan adaptasi, berpikir kritis, serta etos kerja yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, pengembangan kompetensi kejuruan bagi guru maupun peserta didik menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada murid. Pengembangan kompetensi murid harus diarahkan pada dua sisi: keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan nonteknis (soft skills). Keterampilan teknis diperoleh melalui praktik intensif di laboratorium, bengkel, Ruang Praktik Siswa, maupun industri. Sementara itu, keterampilan nonteknis seperti kepemimpinan, tanggung jawab, disiplin, dan etika kerja dapat dibangun melalui pembelajaran berbasis proyek kelompok maupun kegiatan ekstrakurikuler yang relevan. Kombinasi keduanya akan melahirkan lulusan yang lebih siap kerja dan mampu bersaing secara global. Kualitas Pembelajaran selama ini di SMK Negeri 1 Waibakul masih terkesan monoton dan bersifat hafalan atau teoritis saja sehingga mengakibatkan proses pembelajaran kurang aktif dan pada akhirnya berdampak pada minat siswa yang masuk pada SMK Negeri 1 Waibakul menurun pada tahun 2025 yaitu hanya sebanyak 85 siswa hal ini juga berdampak kepada kualitas pembelajaran yang kurang optimal dan berorientasi kepada siswa. Disamping itu, pembelajaran yang mengarah kepada dunia kerja dan menghasilkan produk juga masih dalam taraf musiman sehingga makna pendidikan kejuruan yang sesungguhnya belumlah berjalan sesuai dengan tuntutan kurikulum SMK.
Kualitas pembelajaran kejuruan yang berorientasi pada murid akan tercapai jika seluruh proses pendidikan diarahkan untuk menjadikan murid sebagai subjek aktif. Murid tidak hanya dipandang sebagai penerima informasi, melainkan individu yang memiliki potensi, minat, dan gaya belajar yang berbeda. Pengembangan kompetensi kejuruan yang komprehensif baik bagi guru maupun murid akan mendorong terciptanya pembelajaran yang relevan, bermakna, dan berdampak langsung pada kesiapan kerja lulusan. Dengan demikian, pengembangan kompetensi kejuruan bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga tanggung jawab untuk memastikan pendidikan kejuruan benar-benar mampu melahirkan generasi terampil, adaptif, dan berdaya saing tinggi di tengah tantangan global. Pembelajaran berbasis kejuruan yang berorientasi kepada learning by doing dimana siswa belajar melalaui pengalaman nyata di dunia kerja.
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi program Project Based Learning adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya pada kompetensi Agroteknologi Pengolahan Hasil Pertanian / Perikanan melalui kegiatan Pembelajaran berbasis kejuruan pada materi pengolahan hasil hewani seperti Teknologi Surimi dan Produk Turunannya yang dikerjakan oleh siswa.
Tujuan dari Pembelajaran Berbasis Kejuruan adalah:
Menunjukkan sikap dan karakter kerja kejuruan yang berintegrasi, seperti disiplin, tanggung jawab, ketelitian, kerjasama, dan kesadaran terhadap pentingnya pembelajaran berbasis kejuruan
Menggali dan memahami secara mendalam potensi hasil pengolahan pertanian termasuk karakteristik bahan, nilai ekonomi, dan peluang pengembangan produk olahan yang berkelanjutan
Merancang dan melaksanakan proyek pengolahan hasil pertanian dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan teknologi tepat guna berdasarkan hasil observasi dan analisis kebutuhan
Mengkomunikasikan hasil pembelajaran dan inovasi produk melalui presentasi dan pameran hasil proyek
Merefleksikan proses belajar dan hasil proyek secara mendalam, untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan peluang peningkatan kompetensi diri dalam bidang agroteknologi pengolahan hasil pertanian
Menumbuhkan semnagat kewirausahaan dan inovasi, dengan menciptakan produk olahan hasil pertanian yang bernilai tambah, ramah lingkungan, dan sesuai kebutuhan pasar.
Manfaat Pembelajaran Berbasis Kejuruan Implementasi Pembelajaran Mendalam adalah :
Mengembangkan kompetensi kejuruan secara utuh, mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standard dunia industry pertanian dan pangan
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif, melalui analisis masalah nyata yang dihadapi dalam proses pengolahan hasil pertanian
Menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam merancang produk olahan hasil pertanian yang bernilai tambah, berdaya saing, dan berorientasi pasar.
Melatih ketrampilan kolaboratif dan komunikasi professional, melalui kerja kelompok, presentasi, dan pelaporan hasil proyek kejuruan
Menumbuhkan jiwa wirausaha dan kemandirian, dengan merancang produk hasil olahan yang dapat dikembangkan menjadi peluang usaha produktif.
Информация по комментариям в разработке