Seminar Internasionalisasi Bahasa dan Sastra Indonesia | Prodi Sastra Indonesia USD

Описание к видео Seminar Internasionalisasi Bahasa dan Sastra Indonesia | Prodi Sastra Indonesia USD

Kepala Badan Bahasa Membahas Internasionalisasi Bahasa dan Sastra Indonesia di USD

Program Studi Sastra Indonesia USD menyelenggarakan seminar bertajuk “Internasionalisasi Bahasa dan Sastra Indonesia” Selasa (20/9) di Ruang Koendjono, Gedung Pusat, Lt. 4, Kampus II, Mrican. Seminar tersebut menghadirkan pembicara Kepala Badan Bahasa, Prof. H. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D.

Prof. Amin, begitu biasa dia disapa, mengatakan bahasa Indonesia sangat berpotensi menjadi bahasa internasional dalam arti sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di kancah dunia. Dia pun menjelaskan arah, tantangan, dan upaya Badan Bahasa menjalankan amanat undang-undang untuk mengangkat bahasa dan sastra Indonesia ke tingkat dunia.

Potensi dan tantangan

Potensi yang disebutkan itu didukung peluang-peluang seperti adanya payung hukum, lembaga kebahasaan, diplomasi bahasa, mitra kerja, minat orang asing, daya tarik alam dan budaya Indonesia, dan sistem kebahasaan yang relatif mudah dipelajari.

Guru besar di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini menyatakan sudah ada peraturan hukum yang memayungi langkah Badan Bahasa sebagai lembaga resmi negara yang berfokus melaksanakan dan menyelenggarakan diplomasi bahasa. “Melalui Undang-Undang Dasar 1945 Pasal, UU No. 24 Tahun 2009, kemudian PP No. 57 Tahun 2014, dan Perpres No. 63 Tahun 2019 ini semua merujuk kepada peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional,” sebut Amin.

Peluang di atas dikuatkan dengan adanya perwakilan Republik Indonesia di lebih dari 125 negara yang sudah mulai bangkit setelah diminta menjadi bagian dari program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Salah satu buahnya, saat ini bahasa Indonesia sudah banyak diajarkan di berbagai negara. Terlebih lagi, minat orang asing terhadap bahasa Indonesia cukup menjanjikan karena ada daya tarik alam, budaya, dan ekonomi dalam negeri yang membuat mereka ingin berkunjung ke Indonesia.

Bahasa Indonesia juga relatif mudah untuk dipelajari. Sistem fonologis dan ortografis bahasa Indonesia relatif sederhana dibandingkan bahasa-bahasa lain. Memang bahasa Indonesia memiliki kerumitan tersendiri bagi para pemelajarnya ketika mereka belajar imbuhan. Namun, itu kan di tingkat lanjut. Pada level awal, bahasa kita relatif mudah dipelajari orang asing. “Jangan bicarakan dulu yang sulitnya. Bicarakan dulu yang mudahnya,” ujar ahli bahasa bidang pragmatik dan sosiolinguistik ini.

Di balik peluang-peluang yang ada, terdapat pula tantangan yang perlu dihadapi. Amin menjelaskan beragamnya sikap bahasa para pelaku diplomasi bahasa dan pemangku kepentingan kadang menjadi hambatan.

Selain itu, situasi politik, keamanan, dan ekonomi Indonesia yang fluktuatif kadang menjadi kendala program internasionalisasi bahasa Indonesia. Banyaknya demonstrasi di Indonesia dianggap sebagai indikator ketidakamanan Indonesia. Dampaknya adalah berkurangnya wisatawan asing datang ke Indonesia. “Salah satu alasan Pemerintah Australia mencabut subsidi untuk pengajaran bahasa Indonesia itu adalah karena itu,” kata lulusan Monash University, Australia ini.

Amin juga menyayangkan kurangnya sinergi antara para pemangku kepentingan untuk tujuan internasionalisasi ini. Sebelumnya, Kemendikbud berjalan sendiri, Kemenlu bekerja sendiri, Kementerian Pariwisata membuat program sendiri. “Mereka tidak pernah bersinergi. Program bersama tetapi tidak pernah dilakukan bersama-sama,” tutur mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Indonesia di Inggris ini.

Tidak dapat dimungkiri pula, ada kontestasi antara Indonesia dan Malaysia dalam mempromosikan bahasa negara. Indonesia jelas menginginkan bahasa Indonesia untuk go international. Sementara itu, ada persaingan dari Negeri Jiran yang juga mempromosikan bahasa Melayu ke panggung dunia.

Baca selengkapnya di https://www.usd.ac.id/berita.php?id=4562

Комментарии

Информация по комментариям в разработке