sagarahiang kuningan jawa barat| h saga international

Desa Sagarahiang, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, tidak kalah mengesankannya.

Soal sejarah, Sagarahiang tercatat sebagai salah satu desa tertua di Kabupaten Kuningan. Desa Sagarahiang yang berarti "lautan dewa" sudah ada sejak 642 tahun.

Desa Sagarahiang menawarkan keindahan alam khas pedesaan dengan penduduknya yang ramah dan menu makanan tradisionalnya.
Pemandangan di sekitar desa ini terlihat menarik walaupun matahari masih berada di ufuk timur. Sawah-sawah disebut terhampar rapi di hadapan mata.

Areal persawahan itu pun dikelilingi perbukitan yang hijau ditumbuhi rimbunnya pepohonan. Di sepanjang jalan menuju puncak Desa Sagarahiang, terdapat perkebunan warga yang umumnya ditanami sayur-sayuran seperti cabai dan bawang daun sebagai sumber penghasilan penduduk setempat.

Dari puncak desa, siapaun dapat menikmati matahari terbit (sunrise) dan pemandangan Waduk Darma yang indah. Untuk mencapai puncak desa biasanya menggunakan kendaraan roda dua (motor) karena jarak yang dtempuh jauh dan cukup terjal.

Suhunya yang dingin, membuat desa Sagarahiang senantiasa sejuk. Langitnya seringkali ditutupi awan, matahari memancar tidak terlalu kuat, redup dan tenang. Dan, ketika matahari mulai terbenam semua aktivitas penduduk desa selesai, namun keindahan alam masih terlihat indah.

Selain panorama alam, Desa Sagarahiang pun memiliki puluhan situs bersejarah. Beberapa di antaranya adalah Situs Sangiang Ciarsa dan Lingga
 Sagarahiang Village, Darma District, Kuningan Regency, is no less impressive.

In terms of history, Sagarahiang is recorded as one of the oldest villages in Kuningan Regency.  Sagarahiang which means "sea of gods" has been around for 642 years.

 Sagarahiang Village offers the natural beauty of the countryside with its friendly people and traditional food menu.
The scenery around this village looks interesting even though the sun is still on the eastern horizon. The rice fields are said to lie neatly in front of the eyes.