Anda akan Menangis! Ini Fakta Dibalik Kerusuhan Suporter PSM

Описание к видео Anda akan Menangis! Ini Fakta Dibalik Kerusuhan Suporter PSM

Assisten wasit mengangkat papan pertanda waktu memasuki masa injury time, hanya lima menit. Bagi Bali United tambahan lima menit itu begitu panjang lantaran Serdadu Tridatu dalam kondisi tertekan serangan bertubi-tubi PSM Makassar.

Tapi bagi skuat Ayam Jantan dari Timur waktu tambahan itu begitu cepat berjalan, mereka berburu satu gol saja agar bisa meraih kemenangan yang mengantarkan peluang juara Luga 1 Indonesia terbuka lebar. Takdir berbicara lain, saat tekanan terus dilancarkan, kurang dari satu menit waktu tersisa Bali United memiliki peluang emas.

Melalui serangan balik cepat dari sisi kanan lapangan, Sylvano Comvalius merangsek masuk ke dalam kotak finalti meninggalkan Zulkifli Syukur yang tertinggal jauh di belakang.

Hanya satu aksi umpan tarik ke arah tengah, Stefano Lilipaly menyambul bola tepat di depan gawang tanpa pengawalan pemain belakang dan penjaga gawang. Gol tunggal di laga itupun tercipta, membuat suasana Stadion Andi Mattalata Matoangin yang dipenuhi sekitar 15 ribu penonton hening beberapa detik akibat rasa tidak percaya.

Para pemain cadangan Bali berhamburan dari bens pemain menuju ke dalam lapangan. Selebrasi kemenangan mereka tunjukan, beberapa pemain PSM termasuk Ferdinand Sinaga berusaha meminta mereka keluar sejenak agar permainan bisa kembali berjalan.

Apalah daya, tensi tinggi pertandingan itu malah menciptakan gesekan antar pemain maupun antar official. Suporter di area Tribun VIP Selatan pun murka dan melempari bens pemain Bali.

Petugas keamanan juga bergerak cepat mengamankan para pemain dan official Bali United. Sementara suporter yang berada di tribun terbuka timur masuk ke dalam lapangan menghampiri pemain PSM yang duduk lemas akibat kekalahan.

Air mata suporter dan pemain pun tak kuasa terbendung lagi. Mereka saling berpelukan menumpahkan rasa frustasi, kemarahan dan kekecawaan sekaligus dukungan bagi pemain.

Bahwa kerinduan akan juara yang terakhir kali dirasakan 17 tahun lalu, yang kini tinggal satu langkah lagi bisa terwujud sirna semua. Kecewa memang, tapi sebagian besar suporter PSM menunjukan kedewasaannya. 

Menunjukan bahwa cinta itu tumbuh begitu besar, gelar juara memang lepas dari genggaman tetapi satu momen yang hadir di Stadion Matoangin, bahwa di Makassar kota yang bergerak dengan cepat masih bisa berhenti sejenak untuk saling memahami bahwa hidup itu perlu diperjuangkan secara bersama.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке