Berikut adalah kisah yang lebih detail tentang Nabi Muhammad SAW yang memberi makan seorang pengemis buta, disertai dengan dialog yang mendalam:
---
Di Kota Madinah, ada seorang pengemis tua dan buta yang setiap hari duduk di salah satu sudut pasar.
Pengemis ini terkenal suka mencaci maki Nabi Muhammad SAW. Setiap kali ada orang yang lewat di depannya, ia selalu berkata dengan nada marah dan penuh kebencian.
Pengemis buta (berteriak keras):
“Wahai orang-orang, jangan dekati Muhammad! Dia pembohong! Dia menyesatkan kalian! Dia membawa ajaran yang berbahaya! Jauhi dia!”
Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW mengetahui hal ini. Beliau tidak pernah membalas hinaan tersebut. Sebaliknya, setiap pagi, Nabi datang membawa makanan untuk pengemis tersebut tanpa mengatakan siapa dirinya.
Suatu pagi, seperti biasanya, Nabi Muhammad mendatangi pengemis itu.
Nabi Muhammad SAW (dengan lembut dan penuh kasih):
"Assalamualaikum, wahai kakek. Aku datang lagi untuk memberimu makan."
Pengemis buta, yang tidak mengetahui siapa yang berbicara, hanya mendengar suara lembut yang selalu datang setiap hari, menyuapinya dengan penuh perhatian.
Pengemis buta (dengan nada kasar):
"Ah, kau datang lagi. Tapi jangan lupa, jauhi Muhammad itu! Dia adalah orang yang jahat! Orang yang selalu menyesatkan!"
Nabi Muhammad SAW (tetap tenang dan tersenyum, lalu mulai menyuapi pengemis):
"Baiklah, sekarang mari makan. Aku di sini hanya untuk membantumu."
Nabi Muhammad dengan sabar memotong-motong roti dan memberikannya kepada pengemis. Setiap suap yang diberikan dilakukan dengan penuh kasih sayang. Pengemis itu pun makan dengan tenang tanpa mengetahui bahwa yang memberinya makan setiap hari adalah orang yang selalu dia hina.
Hari demi hari berlalu, dan Nabi Muhammad SAW terus datang untuk memberi makan pengemis buta tersebut. Pengemis itu tetap menghinanya setiap hari, tanpa menyadari siapa yang ada di hadapannya.
---
Beberapa waktu kemudian, Nabi Muhammad SAW wafat.
Setelah wafatnya Nabi, sahabat terdekat beliau, Abu Bakar RA, ingin melanjutkan kebiasaan mulia Nabi Muhammad. Ia mengetahui kebiasaan Nabi menyuapi pengemis buta itu, dan merasa bertanggung jawab untuk meneruskannya.
Abu Bakar RA:
"Assalamualaikum, wahai kakek. Aku datang membawa makanan untukmu hari ini."
Pengemis buta (mendengar suara yang berbeda):
"Waalaikumussalam. Tunggu, siapa kau? Suaramu tidak sama dengan orang yang biasa datang. Dan cara kau menyuapiku juga berbeda!"
Abu Bakar RA (terkejut, tapi menjawab dengan sabar):
"Aku adalah Abu Bakar. Orang yang biasanya menyuapimu setiap hari itu sudah tiada."
Pengemis buta yang merasa aneh dengan perbedaan tersebut lalu bertanya lagi.
Pengemis buta:
"Ke mana orang itu? Siapa dia? Setiap hari dia datang dengan penuh kelembutan, menyuapi aku dengan begitu halus."
Abu Bakar RA (dengan hati-hati menjawab):
"Orang yang selalu datang dan memberimu makan setiap hari itu adalah Muhammad, Rasulullah SAW."
Pengemis buta terdiam sejenak. Kata-kata Abu Bakar membuatnya tercengang. Tiba-tiba, pengemis itu menyadari kenyataan yang selama ini ia abaikan.
Pengemis buta (terguncang, dengan suara gemetar):
"Bagaimana mungkin? Orang yang selama ini aku hina, yang aku cela setiap hari, ternyata adalah Muhammad? Orang yang begitu sabar dan lembut padaku adalah orang yang selalu aku benci?"
Air mata mulai mengalir di pipi pengemis buta. Ia merasa sangat menyesal atas semua kata-kata buruk yang telah ia ucapkan tentang Nabi Muhammad.
Abu Bakar RA:
"Ya, kakek. Itu adalah Muhammad, yang kau hina setiap hari, namun dia tidak pernah membalas kebencianmu. Dia datang untuk memberimu makan dengan penuh kasih sayang."
Pengemis itu menangis semakin keras. Hatinya hancur karena mengetahui kebaikan hati Nabi yang telah ia hina selama bertahun-tahun.
Pengemis buta (menangis penuh penyesalan):
"Betapa butanya aku, tidak hanya secara fisik, tapi juga dalam hati. Muhammad begitu baik padaku. Aku memohon ampunan! Aku ingin memeluk ajarannya. Sungguh, tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya."
Dengan berlinang air mata, pengemis buta itu mengucapkan syahadat dan memeluk Islam. Perubahan hatinya terjadi karena sentuhan kasih sayang Nabi Muhammad SAW, yang bahkan tidak pernah marah meskipun dihina setiap hari.
---
Pesan Moral:
Kisah ini menggambarkan betapa luar biasa kelembutan hati Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu membalas kebencian dengan cinta dan penghinaan dengan kasih sayang. Sikap inilah yang akhirnya melunakkan hati seseorang yang selama ini penuh dengan kebencian.
#kisahislami #kisahnabi #sejarahislam #sejarahnabi #seputarislam #viralvideo #tranding #feedshorts #pengemisbuta
Информация по комментариям в разработке