SAHABAT ATAU SAUDARA PINJAM UANG? Begini Cara Menyikapinya..

Описание к видео SAHABAT ATAU SAUDARA PINJAM UANG? Begini Cara Menyikapinya..

‪@sakinahcorner1645‬ #membayarhutang #hutangpiutang #sahabatpinjamuang #kerabatberhutang #bayarhutang #hutangperusakpersahabatan #pinjamanuang #pinjamduit #nagihhutang #garagarahutang #galilubangtutuplubang #kreditmacet    • Tips MENGHADAPI TEMAN Ketika Dia Mau ...  
   • Nasehat Bagi Yang Berhutang dan Yang ...  
Banyak terjadi indahnya persahabatan menjadi rusak gara-gara hutang piutang. Begitupun manisnya persaudaraan. Bagaimana tidak rusak, bila saat hutang semangat 45, giliran membayar alasan melulu. Yang lebih ironis, tidak jarang orang yang memberi pinjaman justru seperti pengemis. Minta uang sendiri mesti nunggu belas kasihan.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Ada yang mengunjungi anda untuk meminjam uang. Kebetulan yang hendak meminjam itu anda kenal baik. Mungkin saudara atau sahabat dekat. Lalu anda dilanda bingung antara menolak atau meluluskan permintaannya. Bila menolak, ada rasa segan, ada rasa nggak enak. Bila mengiyakan kondisi keuangan anda sendiri tidak bagus-bagus amat. Belum lagi muncul kekhawatiran terkait komitmen dia, bisa membayar tepat waktu atau tidak.
Agar bisa lebih tepat bersikap saat ada yang datang meminjam uang, sangat penting membekali diri dengan beberapa hal bertikut:
Pertama, pentingnya mengukur kemampuan diri. Bahwa menolong itu mulia, semua orang sepakat. Termasuk dalam hal ini menolong seseorang yang sedang dalam kesulitan keuangan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seseorang, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.
Tentu kita mesti melihat seberapa kemampuan kita saat menolong orang lain. Tak perlu memaksakan diri melakukan sesuatu di luar kemampuan, karena bisa menyulitkan diri sendiri. Saat ada seseorang yang datang meminjam uang, lihatlah kondisi keungan kita, secara jujur, apakah memungkinkan untuk memberi pinjaman atau tidak. Sekiranya memungkinkan apakah sejumlah nominal yang dia minta ataukah hanya sebagian saja. Atau keadaan yang ada justru tidak memungkinkan memberi pinjaman.
Kedua, kendalikan diri dari perasaan segan atau nggak enakan yang berlebihan. Sering terjadi kita dihadapkan pada suatu keadaan di mana kita segan atau merasa nggak enak saat ada orang yang kita anggap dekat datang meminta bantuan. Sebenarnya ini perasaan yang manusiawi. Tapi satu hal yang tak boleh dilupa, jangan sampai rasa segan itu membuat kita memutuskan sesuatu karena terpaksa. Bukankah kita diajarkan untuk ikhlas saat memberi bantuan? Tentu tidak elok saat kita memberi bantuan disertai rasa masygul, karena pilihan membantu sebenarnya lebih karena segan atau kawatir dibilang pelit, nggak peduli sahabatlah, nggak peduli saudara dan semacamnya.
Ketiga, coba teliti dan cermati seberapa dekat hubungan kita dengan si calon peminjam. Apakah selama ini interaksi kita dengannya cukup intens ataukah hanya orang yang datang dari masa lalu dan muncul tiba-tiba saat mau pinjam uang. Tentu faktor kedekatan yang berbeda, mestinya memunculkan pilihan sikap yang berbeda. Terhadap seseorang yang punya kedekatan lebih dan sudah terjalin sebegitu rupa tentu wajar saat kita memiliki kemampuan, kita pertimbangkan untuk ulurkan bantuan. Boleh jadi sebelum dia datang meminjam uang kali ini, dulu kita pun pernah meminjam uang juga padanya. Atau kalaulah bukan tentang hutang piutang sangat mungkin kita pernah saling memberi dan menerima pertolongan dalam bentuk yang lain.
Keempat, teliti alasan kenapa meminjam. Apakah alasan yang diajukan memang rasional untuk dibantu atau tidak. Seberapa darurat persoalan yang dihadapinya sehingga dia mesti berhutang. Menelisik alasan ini juga penting demi mengetahui sebenarnya dia berhutang memang terpaksa atau menjadi semacam hobi. Misalnya alasan yang diajukan untuk membayar hutang pada pihak lain, gali lubang tutup lubang, begitu istilah yang sering kita dengar. Kelima, Sekalipun memiliki hubungan baik dan dekat, kita tidak boleh mengabaikan komitmen terkait waktu mengembalikan pinjaman. Terlepas kita jadi memberi pinjaman atau tidak, urusan kapan dan bagaimana dia akan mengembalikan pinjaman perlu diperjelas di awal. Barangkali dari komitmen yang dia janjikan kita bisa menjadi yakin atau sebaliknya, menjadi tidak yakin.
Tentu kita ingin saat membantu seseorang, termasuk dalam hal memberi pnjaman uang, benar-benar pada orang yang tepat. Orang yang memang benar-benar membutuhkan dan sekaligus siap memenuhi komitmen sebagaimana yang telah disepakati.
Agama mengajarkan kita untuk bisa berbagi manfaat saat kita mampu melakukan. Pada saat yang sama agama juga mengajarkan agar kita berhati-hati saat akan memberi amanah pada seseorang. Hutang termasuk amanah.

Комментарии

Информация по комментариям в разработке